Langsung ke konten utama

Kota Suci Madinah Al-Munawarah

Selain Makkah, kota suci umat Islam selanjutnya ialah Madinah. Madinah disebut sebagai kota suci karena di Madinah terdapat Masjid Nabawi yang menjadi pusat kekuasaan umat Islam. Sebelum Islam datang, Kota Madinah bernama Yatsrib. Kota Yatsrib ini menjadi pusat perdagangan dan juga pertemuan berbagai agama. Perubahan nama Yatrsib menjadi Madinah dilakukan oleh Rasulullah Saw. setelah beliau hijrah dari Makkah ke Yatsrib. 

Kota Madinah disebut Madinah Al-Munawarah yang artinya “Kota yang Bersinar,” karena kota ini adalah saksi sejarah terbentuknya Daulah Islamiyah pertama kali di muka bumi. Selain itu, kota Madinah ini memiliki masyarakat yang sangat menghargai perbedaan, mencintai perdamaian dan mengutamakan persaudaraan. 

Jarak antara Makkah dan Madinah sekitar 425 kilometer. Madinah terletak di tengah-tengah tanah yang subur. Di sebelah Selatan terdapat Jabal ‘Eir dan Wadi ‘Aqiqsebelah serta di sebelah Barat Laut ada pemandangan dari Bukit Sila’. Jabal Uhud, Jabal Tsur dan Wadi Qanaf menjadi satu kawasan tanah hitam (Waqim Asy-Syarqiyyah) dan Harrah Wabrah Al-Gharbiyah terletak di sebelah barat Kota Madinah.

Beberapa abad sebelum masehi terdapat beberapa kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Madinah yaitu Kerajaan Ma’niyin, Saba’iyin, dan Kaldaniyin. Ketiga kerajaan itulah yang menjadikan kota Madinah bisa berkembang dengan pesat.

Pada tahun 132 Masehi, tiga kabilah yaitu kabilah Bani Quraizah, Bani Nazhir dan Bani Qainuqa datang ke Kota Madinah. Mereka banyak melakukan aktivitas di perekebunan karena mereka sangat ahli dalam bidang tersebut. Dengan keahlian itu mereka memproduksi dan mengelola hasil perkebunan dengan baik. 

Ketika bendungan Ma’arib di negeri Yaman runtuh, Kabilah Aus dan Khadraj mengungsi ke Madinah. Pada saat yang bersamaan orang-orang dari Kaum Yahudi sedang membutuhkan para pekerja yang ulet, sehingga mereka memperkerjakan Kabilah Aus dan Khadraj di sebuah perkebunan yang mereka punya.

Seiring berjalannya waktu kondisi kaum Aus dan Khadraj semakin membaik dan ini menumbuhkan ketakutan di kalangan kaum Yahudi. Mereka takut disaingi oleh kaum Aus dan Khadraj. Kaum Yahudi kemudian memusuhi mereka dan terjadilah pertikaian. Para tokoh dari masing-masing kubu sepakat untuk mengadakan perjanjian bahwa kedua belah pihak dapat hidup dengan damai dan bersatu membela kota Madinah apabila ada penyerangan dari kota lain.

Namun, perjanjian ini tidak berlangsung lama. Orang-orang Yahudi melanggar perjanjian tersebut dan mereka berusaha menjatuhkan kaum Aus dan Khadraj. Kejadian ini mendorong kaum Aus dan Khadraj meminta bantuan kepada kaum Ghassasinah yang berada di Syam.

Ghassasinah bergegas membantu kaum Aus dan Khadraj dengan mengirim pasukan untuk melawan kaum Yahudi. Pada akhirnya, kedua belah pihak kembali melakukan kesepakatan perdamaian tapi itu pun tidak berlangsung lama, Yahudi kembali memfitnah dan menyulut api peperangan kepada kaum Aus dan Khadraj.

Keutamaan Kota Madinah

Dalam beberapa sumber disebutkan banyak keutamaan Kota Madinah, di antaranya:
  • Allah menjadikan Madinah sebagai tempat masuk yang benar.
  • Diharamkan membawa senjata ke Madinah dengan tujuan berperang atau membunuh, begitu pula di Makkah Al-Mukarramah.
  • Haram hukumnya mengambil barang temuan, kecuali seorang yang telah memberitahu barang temuan tersebut hingga batas waktu yang telah ditentukan oleh agama. Larangan ini juga berlaku di Makkah Al-Mukarramah.
  • Diharamkan berburu dan mengejar hewan buruan, sebagaimana halnya di Makkah.
  • Haram hukumnya menebang pohon dan memotong rumput yang ada di Madinah, baik bagi orang yang sedang berihram maupun bagi orang yang sedang tidak berihram.
  • Diharamkan memindahkan tanah dan bebatuan yang ada di Madinah dan Makkah keluar Tanah Haram.
  • Allah Swt. memilih Madinah sebagai tempat hijrah, tempat tinggal, dan tempat meninggalnya Nabi Muhammad Saw.
  • Allah Swt. menjadikan Madinah sebagai tempat kelahiran Islam.
Foto Masjid Nabawi di Kota Madinah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peristiwa-Peristiwa Besar Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw merupakan nabi sekaligus rasul terakhir. Ia mempunyai seorang ayah bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan Ibu bernama Aminah binti Wahb. Ketika Nabi lahir di Mekkah tahun 570 Masehi, ayah beliau sudah wafat. Jadi, ketika lahir, Nabi Muhammad Saw sebagai anak yatim.   Menjelang kelahiran Nabi Muhammad Saw, ada peristiwa-peristiwa besar terjadi. Apa saja peristiwa-peristiwa itu? Berikut kami jelaskan:   Serbuan Pasukan Gajah   Raja Abrahah yang non-muslim sangat kesal karena banyaknya orang yang datang berbondong-bondong mengunjungi Kakbah. Oleh karena itu, ia membangun gereja yang megah untuk menandingi Kakbah. Namun gereja yang dibangun tersebut diabaikan banyak orang. Raja Abrahah pun naik pitam sehingga memutuskan untuk menghancurkan Kakbah dengan balatentara gajah. Dalam perjalanan menuju Kakbah, pasukan gajah Raja Abrahah yang dipimpin oleh Panglima Abu Rughal diserang oleh banyak burung ababil dengan batu-batu panas. Akhirnya pasukan Raja Abraha...

Imam Syafi’i yang Tekun Belajar

Ilustrasi Imam Syafi’i merupakan salah satu ulama yang sangat cerdas. Berbagai kondisi yang berat tidak melemahkan semangatnya untuk menuntut ilmu. Ia sempat tidak mampu membeli kertas dan pena karena tidak punya uang. Padahal, ia hendak menulis banyak hadis. Akhirnya, ia pun memanfaatkan tulang binatang untuk tempat menulisnya. Beliau belajar kepada banyak guru, di antaranya adalah Imam Malik bin Anas di Madinah. Pada suatu hari, Imam Syafi’i yang masih muda bersama dengan pelajar lain sedang mengikuti pelajaran yang diberikan oleh Imam Malik. Teman-teman Imam Syafi’i tampak tekun mencatat apa yang disampaikan oleh Imam Malik. Sementara itu, Imam Syafi’i terlihat hanya mempermainkan jarinya di atas telapak tangannya. Setelah selesai pelajaran, Imam Malik memanggil Imam Syafi’i, “Hai Syafi’i! Aku perhatikan, engkau tidak mencatat 18 hadis yang aku bacakan tadi. Padahal semua temanmu mencatatnya.” “Wahai guru yang aku hormati! Aku belum memiliki kertas dan pena. Jadi, semua ha...

Kisah Sunan Gunung Jati

Nama Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Ayahnya bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda. Sejak kecil, Syarif Hidayatullah sudah belajar ilmu agama. Dia anak yang tekun, ramah dan peduli kepada orang lain. Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Cirebon, Pasundan dan Priangan. Sunan Gunung Jati meninggal pada tahun 1568 Masehi dan dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati. Ilustrasi Konon pada suatu malam, Sunan Gunung Jati ingin melaksanakan salat tahajjud di rumahnya. Namun, dia merasa kalau hatinya tidak bisa khusyuk. Padahal sebelumnya dia bisa melakukan salat tahajjud dengan sangat khusyuk. “Ada apa ini. Kenapa malam ini aku tidak bisa khusyuk?” tanya Sunan Gunung Jati dalam hati. Dicobanya lagi mengucap takbir, tapi lagi-lagi hatinya tidak bisa khusyuk. “Mungkin aku salat di masjid saja. Sebaiknya aku pergi ke masjid. Siapa tahu bisa khusyuk.” Kemudian, Sunan Gunung Jati pergi ke masjid. Sesampainya di masjid, hatinya masih juga belum khusyuk...

Nasihat Rasulullah untuk Memuliakan Anak Yatim

Anak yatim merupakan seorang anak, baik laki-laki maupun perempuan, yang tidak mempunyai seorang ayah karena telah meninggal atau ada hal lain. Sementara ia belum akil balig (belum dewasa) sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Dari pengertian tersebut, kita bisa mengetahui betapa lemah dan tidak berdaya anak yatim. Sebab, ia tidak mempunyai seorang ayah yang menafkahi dan memberikan perlindungan bagi dirinya. Oleh karena itu, setiap orang yang mengasuh atau menanggung keperluan anak yatim akan menempati kedudukan yang tinggi di surga bersama Rasulullah Saw. Sebagaimana sabda beliau yang telah diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Daud, dan Tirmidzi, “Aku dan orang-orang yang  menanggung anak yatim, di surga seperti ini (beliau mengisyaratkan kedua jari telunjuknya dan jari tengah sambil membuka keduanya).” Hadis di atas menjelaskan betapa mulianya seseorang yang telah menyantuni anak yatim. Makna menyantuni berarti mengurusi dan menyediakan keperluan hidup mereka...