Langsung ke konten utama

Apa sih Hadas dan Najis Itu?

Ilustrasi
Tahukah kalian apa itu hadas? Hadas adalah suatu keadaan tidak suci yang tidak dapat dilihat, tetapi wajib disucikan untuk sahnya ibadah, terutama salat, baik itu wajib maupun sunah. Maka dari itu, jika kamu hendak salat, maka jangan lupa untuk bersuci dulu. Sebab, jika kamu berhadas, maka salat mu tidak sah.

Ingat-ingat ya, sebelum salat sucikanlah dirimu dari hadas. Hadas itu terdiri dari dua jenis, yaitu hadas kecil dan hadas besar. Apa sih hadas kecil dan hadas besar itu? Yuk, baca pengertiannya di bawah ini.

Hadas Kecil

Hadas kecil adalah keadaan tidak suci yang disebabkan karena mengeluarkan sesuatu dari dubur dan kubul, seperti;

  • Buang angin
  • Buang air besar
  • Buang air kecil
  • Mengeluarkan madzi
  • Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan,
  • Tersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.
Ketika kamu berhadas kecil, ada beberapa hal yang tidak boleh kamu lakukan, yaitu:
  • Menunaikan salat
  • Tawaf di Kakbah
  • Menyentuh Alquran
Bagaimana cara kamu membersihkan hadas kecil ini? Kamu bisa membersihkan hadas kecil ini dengan dua cara, yaitu:
  • Wudhu
  • Tayamum
Hadas Besar

Hadas besar adalah keadaan tidak suci yang disebabkan karena beberapa hal, yaitu;

  • Keluarnya air mani
  • Bersetubuh
  • Menstruasi
  • Melahirkan.
Ketika kamu berhadas besar, ada beberapa hal yang tidak boleh kamu lakukan, yaitu:
  • Salat
  • Tawaf di Kakbah
  • Menyentuh Alquran
  • Membaca Alquran
  • I’tikaf
  • Berpuasa
Bagaimana cara kamu membersihkan hadas besar? Kamu bisa membersihkan hadas besar ini dengan cara mandi besar (mandi wajib).
   
Tahukah kamu apa itu najis? Najis adalah kotoran yang dapat menghalangi sahnya salat atau tawaf. Itu artinya, jika kamu terkena najis, maka kamu tidak boleh melaksanakan salat, membaca Alquran dan juga tawaf di Kakbah, sebelum kamu membersihkan diri dari najis tersebut.

Tahukah kamu benda-benda apa saja yang termasuk najis? Benda yang termasuk najis yaitu:

  • Darah
  • Nanah
  • Bangkai (kecuali bangkai manusia, ikan laut atau sungai dan belalang)
  • Anjing dan babi
  • Semua yang keluar dari dubur dan kubul, seperti tinja, air kencing, dan madzi
  • Minuman keras
  • Air liur binatang buas, seperti Harimau, Singa dan lain sebagainya.
Najis itu terdiri dari 4 (empat) jenis lho. Apa saja jenis-jenis najis itu? Yuk, simak penjelasan berikut.

Najis Mukhaffafah

Najis mukhaffafah adalah najis ringan. Cara membersihkannya cukup dengan memercikkan air ke tempat yang terkena najis tersebut. Contoh, najis mukhaffafah adalah kencing bayi laki-laki yang berumur 2 tahun atau masih menyusu.

Nah, jika kamu punya adik laki-laki dan masih menyusu pada ibumu, kemudian ia kencing di lantai, kamu bisa membersihkannya dengan cara memercikkan air ke lantai yang terkena kencing. Tapi, jika kamu ingin berbakti kepada kedua orangtua, maka bersihkanlah kencing adikmu itu sampai bersih, dengan cara membasuhnya dengan air atau kain yang sudah kamu basahi dengan air bersih.

Najis Mutawasithah

Najis mutawasithah adalah segala sesuatu yang keluar dari dubur dan kubul manusia atau binatang, barang dan cairan yang memabukkan, bangkai (kecuali bangkai manusia, ikan laut dan belalang), tulang dan bulu dari hewan yang haram dimakan. Nah, jika kamu berak atau kencing, jangan lupa di siram ya, karena air kencing dan tinja itu najis. Ingat pesan ibu guru di sekolah, bahwa Kebersihan adalah sebagian dari iman.

Najis mutawasithah ini terbagi menjadi 2 jenis lho. Mau tau apa aja jenis-jenis najis mutawasithah ini. Yuk, simak penjelasan berikut:

  • Najis A’iniyah
Najis a’niyah adalah najis yang berwujud. Artinya, bisa dilihat, diraba, dicium, seperti tinja, air kencing, kotoran kucing, kotoran tikus dan lain sebagainya.
  • Najis Hukmiyah
Najis hukmiyah adalah najis yang tidak terlihat bentuk atau wujudnya. Artinya, najis ini tidak bisa diraba, dilihat, tapi baunya masih bisa tercium, seperti bekas kencing, bekas kotoran kucing, bekas kotoran tikus dan arak atau minuman keras yang sudah mengering.
Bagaimana cara membersihkan najis mutawasithah dan jenis-jenisnya? Kamu bisa membersihkan najis mutawasithah dengan cara membasuhnya selama 3 (tiga) kali agar sifat-sifat najisnya seperti warna, rasa dan baunya hilang. Mudah bangetkan cara membersihkannya. Makanya, jika kamu menemukan kotoran, misalnya kotoran ayam, jangan sungkan-sungkan untuk membersihkannya, karena itu selain untuk menghilangkan najis juga untuk menjaga kebersihan.

Najis Mughallazhah

Najis mughallazhah adalah najis berat. Yang termasuk najis mughallazah adalah air liur anjing, babi dan binatang sejenisnya. Jika air liur binatang tersebut mengenai badan, pakaian, sepatu, sandal dan lain sebagainya, maka kamu harus mencucinya sebanyak 7 (tujuh) kali.

Bagaimana caranya? Caranya yaitu, kamu gosok terlebih dahulu benda (baju, sandal, sepatu, dll) yang terkena air liur anjing atau babi dengan tanah atau debu. Selanjutnya bilas/ basuh dengan sabun (sabun mandi, sabun cuci, diterjen, dll) sebanyak 7 (tujuh) kali.

Najis Marfu’

Najis marfu’ adalah najis yang dimaafkan. Apa saja yang termasuk najis marfu’? Yang termasuk najis marfu’ yaitu:

  • Bangkai binatang yang darahnya tidak mengalir, seperti: nyamuk, kutu, semut dan sejenisnya.
  • Darah atau nanah yang keluar dari tubuh kita sendiri dan jumlahnya sangat sedikit.
  • Bulu yang najis tetapi sedikit jumlahnya.
  • Najis yang tidak terlihat oleh mata karena jumlahnya sangat sedikit.
  • Paruh burung atau mulut tikus yang bersentuhan dengan air.
  • Debu yang bercampur najis.

Komentar

  1. http://bloganaksaleh.blogspot.co.id/2017/05/seri-pengetahuan-anak-islam-apa-sih.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kota Suci Madinah Al-Munawarah

Selain Makkah, kota suci umat Islam selanjutnya ialah Madinah. Madinah disebut sebagai kota suci karena di Madinah terdapat Masjid Nabawi yang menjadi pusat kekuasaan umat Islam. Sebelum Islam datang, Kota Madinah bernama Yatsrib. Kota Yatsrib ini menjadi pusat perdagangan dan juga pertemuan berbagai agama. Perubahan nama Yatrsib menjadi Madinah dilakukan oleh Rasulullah Saw. setelah beliau hijrah dari Makkah ke Yatsrib.  Kota Madinah disebut Madinah Al-Munawarah yang artinya “Kota yang Bersinar,” karena kota ini adalah saksi sejarah terbentuknya Daulah Islamiyah pertama kali di muka bumi. Selain itu, kota Madinah ini memiliki masyarakat yang sangat menghargai perbedaan, mencintai perdamaian dan mengutamakan persaudaraan.  Jarak antara Makkah dan Madinah sekitar 425 kilometer. Madinah terletak di tengah-tengah tanah yang subur. Di sebelah Selatan terdapat Jabal ‘Eir dan Wadi ‘Aqiqsebelah serta di sebelah Barat Laut ada pemandangan dari Bukit Sila’. Jabal Uhud, Jabal Tsur d...

Peristiwa-Peristiwa Besar Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw merupakan nabi sekaligus rasul terakhir. Ia mempunyai seorang ayah bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan Ibu bernama Aminah binti Wahb. Ketika Nabi lahir di Mekkah tahun 570 Masehi, ayah beliau sudah wafat. Jadi, ketika lahir, Nabi Muhammad Saw sebagai anak yatim.   Menjelang kelahiran Nabi Muhammad Saw, ada peristiwa-peristiwa besar terjadi. Apa saja peristiwa-peristiwa itu? Berikut kami jelaskan:   Serbuan Pasukan Gajah   Raja Abrahah yang non-muslim sangat kesal karena banyaknya orang yang datang berbondong-bondong mengunjungi Kakbah. Oleh karena itu, ia membangun gereja yang megah untuk menandingi Kakbah. Namun gereja yang dibangun tersebut diabaikan banyak orang. Raja Abrahah pun naik pitam sehingga memutuskan untuk menghancurkan Kakbah dengan balatentara gajah. Dalam perjalanan menuju Kakbah, pasukan gajah Raja Abrahah yang dipimpin oleh Panglima Abu Rughal diserang oleh banyak burung ababil dengan batu-batu panas. Akhirnya pasukan Raja Abraha...

Imam Syafi’i yang Tekun Belajar

Ilustrasi Imam Syafi’i merupakan salah satu ulama yang sangat cerdas. Berbagai kondisi yang berat tidak melemahkan semangatnya untuk menuntut ilmu. Ia sempat tidak mampu membeli kertas dan pena karena tidak punya uang. Padahal, ia hendak menulis banyak hadis. Akhirnya, ia pun memanfaatkan tulang binatang untuk tempat menulisnya. Beliau belajar kepada banyak guru, di antaranya adalah Imam Malik bin Anas di Madinah. Pada suatu hari, Imam Syafi’i yang masih muda bersama dengan pelajar lain sedang mengikuti pelajaran yang diberikan oleh Imam Malik. Teman-teman Imam Syafi’i tampak tekun mencatat apa yang disampaikan oleh Imam Malik. Sementara itu, Imam Syafi’i terlihat hanya mempermainkan jarinya di atas telapak tangannya. Setelah selesai pelajaran, Imam Malik memanggil Imam Syafi’i, “Hai Syafi’i! Aku perhatikan, engkau tidak mencatat 18 hadis yang aku bacakan tadi. Padahal semua temanmu mencatatnya.” “Wahai guru yang aku hormati! Aku belum memiliki kertas dan pena. Jadi, semua ha...

Kisah Sunan Gunung Jati

Nama Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Ayahnya bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda. Sejak kecil, Syarif Hidayatullah sudah belajar ilmu agama. Dia anak yang tekun, ramah dan peduli kepada orang lain. Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Cirebon, Pasundan dan Priangan. Sunan Gunung Jati meninggal pada tahun 1568 Masehi dan dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati. Ilustrasi Konon pada suatu malam, Sunan Gunung Jati ingin melaksanakan salat tahajjud di rumahnya. Namun, dia merasa kalau hatinya tidak bisa khusyuk. Padahal sebelumnya dia bisa melakukan salat tahajjud dengan sangat khusyuk. “Ada apa ini. Kenapa malam ini aku tidak bisa khusyuk?” tanya Sunan Gunung Jati dalam hati. Dicobanya lagi mengucap takbir, tapi lagi-lagi hatinya tidak bisa khusyuk. “Mungkin aku salat di masjid saja. Sebaiknya aku pergi ke masjid. Siapa tahu bisa khusyuk.” Kemudian, Sunan Gunung Jati pergi ke masjid. Sesampainya di masjid, hatinya masih juga belum khusyuk...

Nasihat Rasulullah untuk Memuliakan Anak Yatim

Anak yatim merupakan seorang anak, baik laki-laki maupun perempuan, yang tidak mempunyai seorang ayah karena telah meninggal atau ada hal lain. Sementara ia belum akil balig (belum dewasa) sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Dari pengertian tersebut, kita bisa mengetahui betapa lemah dan tidak berdaya anak yatim. Sebab, ia tidak mempunyai seorang ayah yang menafkahi dan memberikan perlindungan bagi dirinya. Oleh karena itu, setiap orang yang mengasuh atau menanggung keperluan anak yatim akan menempati kedudukan yang tinggi di surga bersama Rasulullah Saw. Sebagaimana sabda beliau yang telah diriwayatkan oleh Bukhari, Abu Daud, dan Tirmidzi, “Aku dan orang-orang yang  menanggung anak yatim, di surga seperti ini (beliau mengisyaratkan kedua jari telunjuknya dan jari tengah sambil membuka keduanya).” Hadis di atas menjelaskan betapa mulianya seseorang yang telah menyantuni anak yatim. Makna menyantuni berarti mengurusi dan menyediakan keperluan hidup mereka...