Di dalam Alquran banyak dikisahkan kaum-kaum terdahulu yang dihancurkan Allah Swt. karena ingkar kepada-Nya. Sebelum menghancurkan kaum ingkar tersebut, Allah Swt. terlebih dahulu mengutus nabi dan rasul pilihannya guna mengingatkan dan mengajak mereka ke jalan yang benar. Namun, bukannya mengikuti ajaran tersebut, mereka justru menentang dan menantang ajaran nabi dan rasul yang diutus. Akibatnya, Allah menghancurkan mereka sehancur-hancurnya. Mereka antara lain adalah kaum ‘Ad di zaman Nabi Hud, kaum Tsamud di zaman Nabi Shalih, dan kaum Saba’. Padahal, pada masa itu, kaum-kaum tersebut memiliki kebudayaan dan seni yang tinggi. Ini bisa dilihat dari arsitektur bangunan, gedung, serta seni dan kebudayaannya.
Hal tersebut terbukti dengan adanya penemuan para Arkeolog. Setelah melalui penelitian dan penggalian, kota-kota tempat kaum tersebut tinggal ditemukan. Penemuan tersebut kini menjadi bukti nyata apa yang disampaikan Allah Swt. di dalam Alquran adalah sebuah kebenaran.
Manusia modern bisa berkaca dari jejak sejarah kaum ingkar tersebut. Penemuan kota-kota tua yang dihancurkan Allah Swt. ribuan tahun silam hendaknya makin meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
KOTA IRAM
Kota Iram adalah tempat yang didiami Kaum ‘Ad. Mereka hidup pada zaman Nabi Hud As. Kota ini dulu terletak di semenanjung Arab. Dalam Alquran, kota ini disebut sebagai Irama Dzaati al-Imaad yang artinya “kota seribu pilar”. Hal ini mengacu pada teknologi canggih dan arsitektur bangunan pilar-pilarnya.
Meskipun maju, kaum ‘Ad ingkar terhadap ajakan Nabi Hud As untuk menyembah Allah Swt. Akibatnya, Allah Swt. menghancurkan mereka dengan angin topan yang terjadi selama delapan hari tujuh malam.
Ahli Arkeologi yang berhasil menemukan reruntuhan Kota Iram adalah Nicholas Clapp pada 1990. Hasil temuan tersebut dipublikasikan di berbagai media dengan berita tentang keberadaan kaum ‘Ad ini. Ada media yang memberi judul “Fabled Lost Arabian City Found” (Kota Legenda Arabia yang Hilang Telah Ditemukan). Ada pula yang menulisnya “Arabian City of Legend Found”, “The Atlantis of Sands”, dan “Ubar”.
KOTA AL HIJR
Kota Al Hijr adalah tempat hidup dan berkembang kaum Tsamud hidup. Mereka hidup pada zaman Nabi Shalih, yaitu sekitar 800 tahun sebelum masehi. Nama lain dari Tsamud adalah Ashab al-Hijr. Jadi, kata Tsamud merupakan nama dari suatu kaum, sedangkan kata Al Hijr adalah salah satu kota yang dibangun mereka.
Seorang ahli Geografi asal Yunani bernama Pliny, menyatakan bahwa Domatha dan Hegra adalah letak tempat kaum Tsamud berada. Inilah yang menjadi Kota Al Hijr yang dikenal saat ini. Dalam Alquran Surat al A’raf ayat 73-74, Allah Swt. mengisahkan mengenai kemajuan Kaum Tsamud yang mampu mendirikan gedung-gedung dan istana megah. Bahkan, mereka memahat gunung-gunung untuk tempat tinggal. Namun, karena mereka mengingkari perintah Allah Swt., maka kaum Tsamud akhirnya dihancurkan.
KOTA MA’RIB
Ma’rib merupakan ibu kota bangsa Saba’ yang hidup sekitar 1000 hingga 750 sebelum masehi. Karena letak kota dekat dengan Sungai Adhanah, sehingga tanahnya subur, maka mereka hidup makmur dan sejahtera. Kemudian, mereka membangun sebuah bendungan modern pada masa itu untuk memajukan peratiannya.
Sejarah mencatat bahwa ketinggian Bendungan Ma’rib ini mencapai 16 meter, lebar 60 meter, dan panjang 620 meter. Total area yang dialiri air bendungan ini mencapai 9.600 hektare.
Seorang ahli dari Perancis bernama J Holevy dan Glaser dari Austria membuktikan berdasarkan dokumen tertulis bahwa bendungan Ma’rib telah ada sejak zaman dulu kala.
Namun sayangnya, kaum Saba', mengingkari nikmat Allah Swt. sehingga dihancurkan oleh banjir bandang yang meluluhlantakkan seluruh negeri atas perintah dari-Nya. Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam Alquran surat Saba’ ayat 15 hingga 17.
Hal tersebut terbukti dengan adanya penemuan para Arkeolog. Setelah melalui penelitian dan penggalian, kota-kota tempat kaum tersebut tinggal ditemukan. Penemuan tersebut kini menjadi bukti nyata apa yang disampaikan Allah Swt. di dalam Alquran adalah sebuah kebenaran.
Manusia modern bisa berkaca dari jejak sejarah kaum ingkar tersebut. Penemuan kota-kota tua yang dihancurkan Allah Swt. ribuan tahun silam hendaknya makin meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
KOTA IRAM
Kota Iram adalah tempat yang didiami Kaum ‘Ad. Mereka hidup pada zaman Nabi Hud As. Kota ini dulu terletak di semenanjung Arab. Dalam Alquran, kota ini disebut sebagai Irama Dzaati al-Imaad yang artinya “kota seribu pilar”. Hal ini mengacu pada teknologi canggih dan arsitektur bangunan pilar-pilarnya.
Meskipun maju, kaum ‘Ad ingkar terhadap ajakan Nabi Hud As untuk menyembah Allah Swt. Akibatnya, Allah Swt. menghancurkan mereka dengan angin topan yang terjadi selama delapan hari tujuh malam.
Ahli Arkeologi yang berhasil menemukan reruntuhan Kota Iram adalah Nicholas Clapp pada 1990. Hasil temuan tersebut dipublikasikan di berbagai media dengan berita tentang keberadaan kaum ‘Ad ini. Ada media yang memberi judul “Fabled Lost Arabian City Found” (Kota Legenda Arabia yang Hilang Telah Ditemukan). Ada pula yang menulisnya “Arabian City of Legend Found”, “The Atlantis of Sands”, dan “Ubar”.
![]() |
Gambar Penemuan Kota Iram |
KOTA AL HIJR
Kota Al Hijr adalah tempat hidup dan berkembang kaum Tsamud hidup. Mereka hidup pada zaman Nabi Shalih, yaitu sekitar 800 tahun sebelum masehi. Nama lain dari Tsamud adalah Ashab al-Hijr. Jadi, kata Tsamud merupakan nama dari suatu kaum, sedangkan kata Al Hijr adalah salah satu kota yang dibangun mereka.
Seorang ahli Geografi asal Yunani bernama Pliny, menyatakan bahwa Domatha dan Hegra adalah letak tempat kaum Tsamud berada. Inilah yang menjadi Kota Al Hijr yang dikenal saat ini. Dalam Alquran Surat al A’raf ayat 73-74, Allah Swt. mengisahkan mengenai kemajuan Kaum Tsamud yang mampu mendirikan gedung-gedung dan istana megah. Bahkan, mereka memahat gunung-gunung untuk tempat tinggal. Namun, karena mereka mengingkari perintah Allah Swt., maka kaum Tsamud akhirnya dihancurkan.
![]() |
Foto Salah Satu Bangunan Kaum Tsamud |
KOTA MA’RIB
Ma’rib merupakan ibu kota bangsa Saba’ yang hidup sekitar 1000 hingga 750 sebelum masehi. Karena letak kota dekat dengan Sungai Adhanah, sehingga tanahnya subur, maka mereka hidup makmur dan sejahtera. Kemudian, mereka membangun sebuah bendungan modern pada masa itu untuk memajukan peratiannya.
Sejarah mencatat bahwa ketinggian Bendungan Ma’rib ini mencapai 16 meter, lebar 60 meter, dan panjang 620 meter. Total area yang dialiri air bendungan ini mencapai 9.600 hektare.
Seorang ahli dari Perancis bernama J Holevy dan Glaser dari Austria membuktikan berdasarkan dokumen tertulis bahwa bendungan Ma’rib telah ada sejak zaman dulu kala.
Namun sayangnya, kaum Saba', mengingkari nikmat Allah Swt. sehingga dihancurkan oleh banjir bandang yang meluluhlantakkan seluruh negeri atas perintah dari-Nya. Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam Alquran surat Saba’ ayat 15 hingga 17.
![]() |
Foto Bendungan Ma'rib Kaum Saba' |
Komentar
Posting Komentar