Langsung ke konten utama

Kisah Nabi Yusuf As

Nabi Yusuf adalah putranya Nabi Ya’qub. Dia merupakan putra ketujuh dari dua belas orang bersaudara. Ibunya bernama Rahil. Diantara saudara-saudaranya yang lain, Nabi Yusuflah yang paling tampan. Tidak hanya tampan, dia juga berbadan tegap, ramah dan hormat kepada kedua orangtuanya.

Tanda-tanda kenabian Nabi Yusuf sudah terlihat sejak kecil. Suatu hari, Nabi Yusuf menemui Nabi Ya’qub.

“Ayah! Semalam aku bermimpi melihat matahari, bulan dan sebelas bintang. Mereka turun dari atas langit dan kemudian sujud kepadaku,” kata Nabi Yusuf.  

Mendengar perkataan anaknya, Nabi Ya’qub merasa sangat gembira. Wajahnya berseri-seri. Dia tahu bahwa itu adalah tanda-tanda bahwa Nabi Yusuf kelak akan memperoleh kemuliaan.

“Nak! Kamu jangan ceritakan mimpimu pada saudaramu yang lain. Sebab kalau mereka tahu, mereka akan berbuat jahat kepadamu. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia,” kata Nabi Ya’qub.

Setelah mengetahui bahwa Nabi Yusuf akan memperoleh kemuliaan dari Allah, Nabi Ya’qub sangat sayang kepada Nabi Yusuf sehingga membuat saudara-saudara Yusuf yang lain merasa iri.

“Ayah kita lebih sayang kepada Yusuf. Bagaimana kalau Yusuf kita bunuh saja,” kata saudara-saudaranya Nabi Yusuf.

“Jangan. Kita masukkan saja ke dalam sumur di tengah hutan sana. Nanti kita bilang kalau Yusuf dimakan serigala,” usul yang lain.

Setelah sepakat, mereka kemudian pergi menemui Nabi Ya’qub.

“Ayah, kami ingin pergi jalan-jalan ke hutan. Kami ingin mengajak Yusuf,” kata mereka.

“Anakku, aku keberatan kalau kalian mengajak Yusuf. Apalagi di hutan banyak binatang buas. Bisa-bisa kalian celaka,” jawab Nabi Ya’qub.

“Tidak mungkin ayah. Kami akan menjaga Yusuf. Kami tidak takut sama binatang buas.”

Karena terus dibujuk, akhirnya Nabi Ya’qub mengizinkan putra-putranya pergi. Hanya adik Nabi Yusuf yang bernama Bunyamin yang tidak diajak karena masih kecil. Setelah sampai di tengah hutan, Nabi Yusuf pun akhirnya mereka ikat dan bajunya dilepas.

“Mau apa kalian?” tanya Nabi Yusuf.

“Kami akan memasukkan kamu ke dalam sumur,” jawab kakak-kakaknnya Nabi Yusuf.

“Kenapa kalian melakukan ini kepadaku?”

“Kamu lebih disayang oleh ayah. Kami tidak terima. Karena itu kami akan membuang kamu ke dalam sumur biar ayah sayang kepada kami.”

Ilustrasi
Setelah berkata begitu, Nabi Yusuf pun akhirnya dimasukkan ke dalam sumur. Pada saat itulah Allah mengutus malaikat untuk menyelamatkan Nabi Yusuf sehingga dia selamat (tidak tenggelam) di dalam sumur.

“Terus kita mau bilang apa sama ayah?” tanya saudara Yusuf setelah selesai melempar Yusuf ke dalam sumur.

“Kita tangkap binatang. Lalu kita olesi baju Yusuf ini dengan darahnya. Nanti kita bilang kalau Yusuf telah dimakan serigala.” 

Mereka kemudian menangkap binatang. Setelah melumuri baju Nabi Yusuf dengan darah binatang itu, mereka pulang. Sesampainya di rumah, mereka berpura-pura menangis.

“Kenapa kalian menangis. Mana saudaramu, Yusuf?” tanya Nabi Ya’qub.

“Yusuf telah dimakan serigala ayah. Waktu kami bermain-main di hutan, kami meninggalkan Yusuf agar menjaga barang-barang kami. Setelah kami mendekati tempat Yusuf, ternyata Yusuf sudah tidak ada. Hanya bajunya yang koyak-koyak ini yang tertinggal.”

Mendengar laporan anak-anaknya, Nabi Ya’qub merasa sangat sedih. Berhari-hari dia menangis hingga kedua matanya mengalami kebutaan. Sementara itu, saat Yusuf sendirian di dalam sumur, lewatlah sebuah rombongan menuju kota. Saat melintas di sumur tersebut, pemimpin rombongan itu berhenti.

“Kita harus mengambil air dulu sebagai bekal,” katanya. Lalu mereka mengulurkan timba. Saat ditarik, mereka merasa heran karena timbanya terasa sangat berat. Mereka terkejut karena yang mereka tarik ternyata seorang anak muda yang sangat tampan.

“Hai, nak! Siapa kamu? Kenapa kamu ada di dalam sumur?” tanya mereka. Nabi Yusuf pun menceritakan kisahnya. Setelah itu, rombongan tersebut membawa Yusuf ke kota dan di sana Yusuf dijual kepada salah seorang pembesar di kerajan Mesir.

“Jaga dan rawat dia dengan baik. Dia pemuda yang tampan. Dia bukan budak sembarangan,” kata pembesar itu kepada istrinya. Yusuf pun akhirnya hidup bersama pembesar kerajaan Mesir itu. 

Semakin hari, Yusuf tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan sehingga banyak dibicarakan orang. Bahkan karena ketampanannya itu, istri raja Mesir tertarik kepada Yusuf dan mengajaknya berbuat maksiat. Tetapi Yusuf menolak.

Karena menolak, istri raja yang bernama Zulaikha kemudian memfitnah Yusuf sehingga Yusuf pun dipenjara. Nabi Yusuf menerima hukuman itu dengan hati yang tabah. 

“Ya, Allah! Aku lebih baik masuk penjara daripada berbuat maksiat dengan perempuan itu,” kata Yusuf bermunajat kepada Allah. Setelah melalui berbagai rintangan, akhirnya Nabi Yusuf pun bebas. Bahkan di kemudian hari, dia diangkat menjadi raja Mesir karena kepandaian, ketakwaan dan kesalehannya.

Itulah sekelumit kisah Nabi Yusuf. Dari kisah ini, kalian bisa mengambil beberapa pelajaran:

Pertama, orang yang sabar akan memperoleh kemuliaan. Seperti Nabi Yusuf yang sabar menerima cobaan dan godaan sampai akhirnya menjadi seorang raja, meski sebelumnya diperlakukan sebagai seorang budak atau hamba sahaya.

Kedua, takutlah kepada Allah Swt. saat diajak melakukan kemaksiatan. Seperti Nabi Yusuf yang memilih dipenjara dari pada melanggar larangan Allah Swt.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Sunan Gunung Jati

Nama Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Ayahnya bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda. Sejak kecil, Syarif Hidayatullah sudah belajar ilmu agama. Dia anak yang tekun, ramah dan peduli kepada orang lain. Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Cirebon, Pasundan dan Priangan. Sunan Gunung Jati meninggal pada tahun 1568 Masehi dan dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati. Ilustrasi Konon pada suatu malam, Sunan Gunung Jati ingin melaksanakan salat tahajjud di rumahnya. Namun, dia merasa kalau hatinya tidak bisa khusyuk. Padahal sebelumnya dia bisa melakukan salat tahajjud dengan sangat khusyuk. “Ada apa ini. Kenapa malam ini aku tidak bisa khusyuk?” tanya Sunan Gunung Jati dalam hati. Dicobanya lagi mengucap takbir, tapi lagi-lagi hatinya tidak bisa khusyuk. “Mungkin aku salat di masjid saja. Sebaiknya aku pergi ke masjid. Siapa tahu bisa khusyuk.” Kemudian, Sunan Gunung Jati pergi ke masjid. Sesampainya di masjid, hatinya masih juga belum khusyuk...

Peristiwa-Peristiwa Besar Menjelang Kelahiran Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw merupakan nabi sekaligus rasul terakhir. Ia mempunyai seorang ayah bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan Ibu bernama Aminah binti Wahb. Ketika Nabi lahir di Mekkah tahun 570 Masehi, ayah beliau sudah wafat. Jadi, ketika lahir, Nabi Muhammad Saw sebagai anak yatim.   Menjelang kelahiran Nabi Muhammad Saw, ada peristiwa-peristiwa besar terjadi. Apa saja peristiwa-peristiwa itu? Berikut kami jelaskan:   Serbuan Pasukan Gajah   Raja Abrahah yang non-muslim sangat kesal karena banyaknya orang yang datang berbondong-bondong mengunjungi Kakbah. Oleh karena itu, ia membangun gereja yang megah untuk menandingi Kakbah. Namun gereja yang dibangun tersebut diabaikan banyak orang. Raja Abrahah pun naik pitam sehingga memutuskan untuk menghancurkan Kakbah dengan balatentara gajah. Dalam perjalanan menuju Kakbah, pasukan gajah Raja Abrahah yang dipimpin oleh Panglima Abu Rughal diserang oleh banyak burung ababil dengan batu-batu panas. Akhirnya pasukan Raja Abraha...

Nasihat Rasulullah dalam Memuliakan Tetangga

Ilustrasi Tetangga merupakan orang-orang yang tinggal di sekitar rumah kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak berinteraksi dengan mereka. Seperti, saat kita menyapa ketika berpapasan di jalan, meminjam alat-alat rumah tangga ketika kita sedang membutuhkan dan kita tidak mempunyainya, dan masih banyak yang lainnya. Intinya, saat kita membutuhkan pertolongan, biasanya tetangga adalah orang pertama yang kita mintai tolong. Kita bisa membayangkan, bagaimana kita hidup tanpa tetangga. Pasti kita kerepotan. Hidup jadi kurang nyaman. Pada dasarnya, manusia diciptakan untuk hidup bersosial atau bertetangga. Oleh karena itu, dalam Islam Rasulullah saw juga menasihati umatnya untuk memuliakan tetangga. Hal ini sebagaimana sabda Beliau saw yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.” Nah, adik-adik saleh-salehah, dengan melaksanakan nasihat Rasulullah saw ini, insya Allah kehidupa...

Cerita Rakyat Maluku Utara: Asal Mula Pulau-Pulau di Tobelo

Zaman dahulu, ada sebuah Kesultanan Ternate dipimpin oleh Imam Ja'far Nuh atau Sultan Ja'far. Ia adalah penguasa yang beristri sangat cantik tak tertandingi, bak bidadari dari Kahyangan. Pada suatu hari, Gajadean (adik permaisuri Sultan Ja'far) datang dari Kahyangan. Gajadean datang ke Istana untuk bersilaturahmi dengan kakaknya. Beberapa hari tinggal di istana Kesultanan Ternate dengan segala fasilitas yang ada, Gajadean merasa betah di situ. Hingga akhirnya, Gajadean memutuskan enggan kembali ke Kahyangan tempat tinggalnya. Mendapati sikap adik iparnya itu Sultan Jafar Nuh lantas berkehendak mengangkat Gajadean sebagai Sangaji, yakni seorang penguasa suatu wilayah yang berada di bawah kekuasaan kesultanan atau kerajaan. "Aku hendak mengangkatmu sebagai Sangaji di Tobelo. Engkau berhak menyandang gelar selaku sultan," kata Sultan Ja'far. "Terima kasih, Baginda Raja," jawab Gajadean dengan gembira. "Namun, ada syarat yang perlu engkau perhatikan...

Jejak Sejarah Islam di Arab Saudi

KASTIL TABUK, PENINGGALAN DINASTI OTTOMAN DI ARAB SAUDI Sebelum dikuasai oleh keluarga As-Saud, Arab Saudi pernah dikuasai oleh beberapa dinasti. Salah satunya adalah Dinasti Ottoman. Selama masa pemerintahannya, Dinasti Ottoman banyak melakukan pembangunan di Saudi. Hingga kini, masih banyak peninggalan sejarah sisa-sisa Dinasti Ottoman yang tersebar hampir di seluruh penjuru Arab Saudi. Salah satu sisa bangunan tersebut adalah Kastil atau Puri Tabuk. Kastil Tabuk ini terletak di jalan Al-Shami, Distrik Salihaia, Tabuk. BENTENG AJYAD Benteng Ajyad merupakan benteng yang dibangun penguasa Turki Utsmani di Kota Makkah pada 1775 M. Benteng tersebut dibangun untuk melindungi Kakbah dan Kota Makkah dari serangan para pendatang. Benteng tersebut meliputi 23 ribu meter persegi pegunungan Bulbul. Sayangnya, benteng itu dirobohkan pada tahun 2002 yang lalu untuk sebuah proyek pembangunan Abraj Al Bait Towers. Tower itu terdiri dari apartemen, hotel berbintang lima, maupun pusat perbelanjaan un...