Sunan Ampel adalah putra Maulana Malik Ibrahim. Nama aslinya adalah Raden Rahmat. Ia lahir di Kamboja pada tahun 1401 Masehi. Raden Rahmat disebut Sunan Ampel karena dulu dia mengajarkan Islam di daerah Ampel Denta, Surabaya. Ampel Denta sekarang telah berganti nama menjadi Wonokromo.
Dulu, daerah Ampel Denta itu adalah rawa-rawa. Di sanalah dulu Sunan Ampel mendirikan pesantren untuk mengajarkan agama Islam kepada warga. Sunan Ampel juga melarang santri dan warga agar tidak melakukan Mo-Limo (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Artinya, tidak berjudi, tidak minum-minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkoba, dan tidak berzina).
Sebagai seorang waliyullah (kekasih Allah), Sunan Ampel mempunyai keistimewaan. Salah satunya adalah ucapan beliau yang dapat menjadi kenyataan dengan izin Allah. Konon, Sunan Ampel mempunyai seorang murid. Namanya Mbah Sholeh. Mbah Sholeh adalah tukang sapu Masjid Ampel.
Mbah Sholeh begitu pandai membersihkan lantai masjid. Namun, sejak Mbah Sholeh meninggal, lantai masjid kembali terlihat kotor. Tidak ada murid Sunan Ampel lainnya yang bisa membersihkan lantai masjid seperti Mbah Sholeh.
“Sejak tidak ada Mbah Sholeh, lantai masjid ini kelihatan kotor,” kata orang-orang.
“Ya, benar. Tidak ada yang bisa membersihkan lantai masjid sebagus Mbah Sholeh,” kata yang lain.
Kemudian Sunan Ampel mendengar ucapan orang-orang yang sering ikut salat jama’ah di masjidnya. Kemudian Sunan Ampel berkata,
“Seandainya Mbah Sholeh masih hidup, tentu lantai masjid ini akan kembali bersih,” kata Sunan Ampel.
Seketika Mbah Sholeh pun muncul di tempat imam. Seperti biasa, dia menyampu seluruh lantai masjid sampai bersih.
“Lihat! Itu Mbah Sholeh. Dia hidup lagi,” kata orang-orang seperti terkejut.
“Ucapan Sunan Ampel benar-benar jadi kenyataan. Dia benar-benar wali Allah.”
Setelah selesai menyapu lantai masjid, Mbah Sholeh pun kembali meninggal dunia. Beberapa hari kemudian lantai masjid kembali kotor. Sunan Ampel pun berkata, “Seandainya Mbah Sholeh masih hidup, tentu lantai masjid ini kembali bersih.” Selesai berkata begitu, Mbah Sholeh kembali hidup.
Peristiwa ini terjadi hingga sembilan kali. Kalau kalian berkunjung ke Masjid Agung Sunan Ampel, di sebelah timur masjid ada sembilan kuburan. Itu adalah kuburan Mbah Sholeh, murid Sunan Ampel.
Dulu, daerah Ampel Denta itu adalah rawa-rawa. Di sanalah dulu Sunan Ampel mendirikan pesantren untuk mengajarkan agama Islam kepada warga. Sunan Ampel juga melarang santri dan warga agar tidak melakukan Mo-Limo (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Artinya, tidak berjudi, tidak minum-minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkoba, dan tidak berzina).
Sebagai seorang waliyullah (kekasih Allah), Sunan Ampel mempunyai keistimewaan. Salah satunya adalah ucapan beliau yang dapat menjadi kenyataan dengan izin Allah. Konon, Sunan Ampel mempunyai seorang murid. Namanya Mbah Sholeh. Mbah Sholeh adalah tukang sapu Masjid Ampel.
Mbah Sholeh begitu pandai membersihkan lantai masjid. Namun, sejak Mbah Sholeh meninggal, lantai masjid kembali terlihat kotor. Tidak ada murid Sunan Ampel lainnya yang bisa membersihkan lantai masjid seperti Mbah Sholeh.
“Sejak tidak ada Mbah Sholeh, lantai masjid ini kelihatan kotor,” kata orang-orang.
“Ya, benar. Tidak ada yang bisa membersihkan lantai masjid sebagus Mbah Sholeh,” kata yang lain.
Kemudian Sunan Ampel mendengar ucapan orang-orang yang sering ikut salat jama’ah di masjidnya. Kemudian Sunan Ampel berkata,
“Seandainya Mbah Sholeh masih hidup, tentu lantai masjid ini akan kembali bersih,” kata Sunan Ampel.
Seketika Mbah Sholeh pun muncul di tempat imam. Seperti biasa, dia menyampu seluruh lantai masjid sampai bersih.
“Lihat! Itu Mbah Sholeh. Dia hidup lagi,” kata orang-orang seperti terkejut.
“Ucapan Sunan Ampel benar-benar jadi kenyataan. Dia benar-benar wali Allah.”
Setelah selesai menyapu lantai masjid, Mbah Sholeh pun kembali meninggal dunia. Beberapa hari kemudian lantai masjid kembali kotor. Sunan Ampel pun berkata, “Seandainya Mbah Sholeh masih hidup, tentu lantai masjid ini kembali bersih.” Selesai berkata begitu, Mbah Sholeh kembali hidup.
Peristiwa ini terjadi hingga sembilan kali. Kalau kalian berkunjung ke Masjid Agung Sunan Ampel, di sebelah timur masjid ada sembilan kuburan. Itu adalah kuburan Mbah Sholeh, murid Sunan Ampel.
![]() |
Ilustrasi |
Komentar
Posting Komentar