Kalian pernah mendengar nama Al-Farabi belum? Sekarang kakak akan bercerita tentang beliau. Tolong di simak ya:
Al-Farabi merupakan seorang ilmuwan muslim terkemuka. Ia memiliki seorang ayah berdarah Persia dan ibu berdarah Turki. Nama aslinya yaitu Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Farabi. Selain itu, nama lain yang dikenal oleh orang Barat ialah Alpharabius atau Farabi.
Al-Farabi dulu suka mempelajari Al-Quran, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama, dan aritmatika dasar. Di bukhara, ia juga belajar tentang musik. Kemudian mengembara ke Baghdad selama 10 tahun untuk menuntut ilmu.
Setelah dari Baghdad, ia mengembara lagi ke Kota Harran - Syiria sebelah utara. Pada waktu itu, di sana menjadi pusat kebudayaan Yunani. Al-Farabi di sana belajar tentang filsafat. Setelah itu, ia pergi ke Damaskus. Pada usia 80 tahun ia wafat.
Buah Pemikiran Al-Farabi
Al-Farabi dikenal sebagai salah satu pemikir terkemuka abad pertengahan. Ketika masih hidup, Al-Farabi menghabiskan waktunya untuk mengembara mendalami ilmu dan menuangkannya ke dalam tulisan. Oleh karena itu, ada banyak karya yang dimilikinya. Di antaranya, ilmu
logika, Matematika, ilmu Alam, teologi, ilmu Politik dan kenegaraan, dan bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).
Salah satu karya Al-Farabi yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama). Di dalamnya, Al-Farabi membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antar rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.
Menurut Al-Farabi, seorang pemimpin merupakan bagian paling penting dalam sebuah negara. Ia merupakan filsuf yang berkarakter nabi. Artinya, pemimpin mempunyai kemampuan jiwa (spiritual) dan fisik (rasionalitas).
Nah, adik-adik yang saleh-salehah, dari biorafi tokoh Al-Farabi ini kita bisa memetik pelajaran penting. Yakni, niat kuat untuk belajar. Karena tidak semua orang mampu melakukannya.
Al-Farabi merupakan seorang ilmuwan muslim terkemuka. Ia memiliki seorang ayah berdarah Persia dan ibu berdarah Turki. Nama aslinya yaitu Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Farabi. Selain itu, nama lain yang dikenal oleh orang Barat ialah Alpharabius atau Farabi.
Al-Farabi dulu suka mempelajari Al-Quran, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama, dan aritmatika dasar. Di bukhara, ia juga belajar tentang musik. Kemudian mengembara ke Baghdad selama 10 tahun untuk menuntut ilmu.
Setelah dari Baghdad, ia mengembara lagi ke Kota Harran - Syiria sebelah utara. Pada waktu itu, di sana menjadi pusat kebudayaan Yunani. Al-Farabi di sana belajar tentang filsafat. Setelah itu, ia pergi ke Damaskus. Pada usia 80 tahun ia wafat.
Buah Pemikiran Al-Farabi
Al-Farabi dikenal sebagai salah satu pemikir terkemuka abad pertengahan. Ketika masih hidup, Al-Farabi menghabiskan waktunya untuk mengembara mendalami ilmu dan menuangkannya ke dalam tulisan. Oleh karena itu, ada banyak karya yang dimilikinya. Di antaranya, ilmu
logika, Matematika, ilmu Alam, teologi, ilmu Politik dan kenegaraan, dan bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).
Salah satu karya Al-Farabi yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama). Di dalamnya, Al-Farabi membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antar rezim yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam.
Menurut Al-Farabi, seorang pemimpin merupakan bagian paling penting dalam sebuah negara. Ia merupakan filsuf yang berkarakter nabi. Artinya, pemimpin mempunyai kemampuan jiwa (spiritual) dan fisik (rasionalitas).
Nah, adik-adik yang saleh-salehah, dari biorafi tokoh Al-Farabi ini kita bisa memetik pelajaran penting. Yakni, niat kuat untuk belajar. Karena tidak semua orang mampu melakukannya.
Gambar Al-Farabi, Ilmuwan dan Filsuf Islam |
Komentar
Posting Komentar