Langsung ke konten utama

Kisah Nabi Syu’aib As dan Kaum Madyan

Nabi Syu’aib diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah di negeri Madyan. Penduduk Madyan adalah orang-orang yang menyembah berhala. Mereka membuat banyak patung-patung dan kemudian disembah.

Selain itu, kaum Madyan adalah orang-orang yang sangat kaya. Tetapi mereka mendapatkan kekayaannya dengan cara menipu. Kalau mereka menimbang barang yang diperjual-belikan, mereka selalu mengurangi takarannya sehingga orang lain menjadi rugi.

Karena itu, Allah Swt. kemudian mengutus Nabi Syu’aib untuk mengingatkan kaumnya, kaum Madyan yang melanggar itu.

“Wahai kaumku! Kenapa kamu menyembah patung-patung yang banyak itu. Apa mereka bisa membantu kalian?” tanya Nabi Syu’aib.

“Patung-patung itu adalah tuhan kami. Mereka yang telah membantu kami, memberi kami rezeki yang banyak sehingga kami menjadi kaya seperti ini,” jawab mereka.

“Kalian salah. Kalian telah tersesat. Coba lihat patung-patung yang kalian sembah itu. Jangankan membantu kalian, mengurus diri sendiri saja mereka tidak mampu. Makanan-makanan lezat yang kalian bawa sama sekali tidak dimakan,” balas Nabi Syu’aib.

Mendengar ucapan Nabi Syu’aib, mereka menjadi marah.

“Hai Syu’aib! Apa yang kami lakukan tidak lain mengikuti nenek moyang kami. Seandainya kamu bukan berasal dari keluarga terhormat, kami pasti sudah membunuhmu,” kata kaum Madyan. Mereka semakin marah melihat Nabi Syu’aib setiap saat selalu mengingatkan mereka agar tidak menyembah berhala dan kembali menyembah Allah.

“Wahai kaumku! Aku takut hanya kepada Allah. Aku diutus oleh-Nya agar mengingatkan kalian. Takutlah kalian kepada Allah. Siapa yang menyembah dan taat kepada-Nya maka dia akan memperoleh kebahagiaan. Tapi bila kalian melanggar, kalian pasti akan mengalami azab siksaan.”

“Cukup, Syu’aib. Kami tidak takut dengan ancamanmu. Bila kamu benar-benar utusan Tuhan, ayo datangkan azab yang kamu ancamkan itu,” tantang mereka.

Nabi Syu’aib terkejut karena kaumnya menantang azab Allah. Dia kemudian terus berusaha agar kaumnya sadar. Nabi Syu’aib juga mengingatkan agar mereka berhenti berbuat curang dalam berdagang.

“Itu semua adalah perbuatan celaka,” kata Syu’aib.

“Bagaimana mungkin yang kami lakukan itu perbuatan celaka? Buktinya kami hidup bahagia dan memiliki banyak kekayaan.”

“Sudahlah, jangan dengarkan Syu’aib. Dia kurang waras dengan mengaku-aku sebagai utusan Tuhan. Usir saja dia dan pengikutnya,” kata mereka.

“Ya, usir saja,” teriak mereka.

Melihat hal itu, Nabi Syu’aib pasrah kepada Allah Swt. Allah Swt. kemudian memerintahkan Nabi Syu’aib dan pengikutnya untuk pergi. Sebab, sebentar lagi Allah Swt. akan menurunkan siksaan-Nya. Beberapa hari kemudian, kota Madyan diterpa angin yang sangat panas sehingga membuat orang-orang merasa sangat haus.

Ilustrasi
Tak hanya itu, angin dan cuaca panas yang menimpa kaum Madyan membuat mereka merasa sesak napas. Mereka panik dan berlarian mencari tempat yang teduh. Mereka saling berebutan dan saling menginjak-injak satu sama lain. Mereka menjerit-jerit sehingga daerah mereka menjadi gaduh. 

Allah Swt. kemudian mengirimkan mendung yang gelap. Karena tidak tahan dengan cuaca panas, kaum Madyan pergi dan berkumpul di bawah mendung-mendung itu. Namun ternyata, mendung-mendung itu menurunkan percikan api yang sangat panas, disusul suara petir yang keras serta gempa yang dahsyat. Seketika penduduk Madyan binasa oleh azab Allah.

Dari kisah ini, Adik-adik dapat mengambil beberapa pelajaran penting, yaitu:

Pertama, jangan sekali-kali berbuat curang, baik saat kita berdagang dan sebagainya. Sebab orang yang berbuat curang akan diancam oleh azab Allah yang sangat pedih, baik di dunia maupun di akhirat.

Kedua,  takutlah kepada Allah Swt. dengan selalu berbuat jujur. Sebab, Nabi Muhammad saw. mengatakan, kejujuran akan mengantarkan seseorang kepada kebenaran atau kebaikan. Sementara kebaikan akan mengantarkan orang kepada kebahagiaan dan surga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Sunan Ampel dan Santri bernama Sholeh

Sunan Ampel adalah putra Maulana Malik Ibrahim. Nama aslinya adalah Raden Rahmat. Ia lahir di Kamboja pada tahun 1401 Masehi. Raden Rahmat disebut Sunan Ampel karena dulu dia mengajarkan Islam di daerah Ampel Denta, Surabaya. Ampel Denta sekarang telah berganti nama menjadi Wonokromo. Dulu, daerah Ampel Denta itu adalah rawa-rawa. Di sanalah dulu Sunan Ampel mendirikan pesantren untuk mengajarkan agama Islam kepada warga. Sunan Ampel juga melarang santri dan warga agar tidak melakukan Mo-Limo (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Artinya, tidak berjudi, tidak minum-minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkoba, dan tidak berzina). Sebagai seorang waliyullah (kekasih Allah), Sunan Ampel mempunyai keistimewaan. Salah satunya adalah ucapan beliau yang dapat menjadi kenyataan dengan izin Allah. Konon,  Sunan Ampel mempunyai seorang murid. Namanya Mbah Sholeh. Mbah Sholeh adalah tukang sapu Masjid Ampel. Mbah Sholeh begitu pandai membersihkan lantai masjid. Nam

Jejak Sejarah Islam di Mesir

THE CITADEL OF SALADIN (Benteng Saladin) - Benteng ini dibangun oleh panglima perang muslim terkemuka bernama Salahudin Al-Ayubi dari Dinasti Ayubiyah pada 1170 M. Benteng ini dibangun di atas Bukit Muqamat yang terletak di antara Kota Kairo dan Fustat, Mesir. Setiap pengunjung yang datang ke Benteng Saladin dapat menikmati keindahan pemandangan seluruh penjuru Kota Kairo dari atas benteng tersebut. Bahkan, Piramida dan Giza peninggalan raja-raja Mesir pun bisa dilihat dari The Citadel of Saladin ini. Foto Benteng Saladin BENTENG QAITBAY - Benteng ini sangat masyhur dengan kisah budak yang menjadi raja. Budak itu bernama Al Ashraf An Nashr Syaifudin Qaitby yang kemudian namanya dijadikan nama bagi benteng megah ini. Benteng ini dibangun pada tahun 1423 M. Benteng ini berfungsi untuk menahan serangan musuh yang datang dari luar Mesir. Foto Benteng Qaitbay TERUSAN SUEZ - Terusan ini terletak di sebelah barat Semenanjung Sinai. Terusan Suez yang dibuka pada 1870 ini me

Apa sih Hadas dan Najis Itu?

Ilustrasi Tahukah kalian apa itu hadas? Hadas adalah suatu keadaan tidak suci yang tidak dapat dilihat, tetapi wajib disucikan untuk sahnya ibadah, terutama salat, baik itu wajib maupun sunah. Maka dari itu, jika kamu hendak salat, maka jangan lupa untuk bersuci dulu. Sebab, jika kamu berhadas, maka salat mu tidak sah. Ingat-ingat ya, sebelum salat sucikanlah dirimu dari hadas. Hadas itu terdiri dari dua jenis, yaitu hadas kecil dan hadas besar. Apa sih hadas kecil dan hadas besar itu? Yuk, baca pengertiannya di bawah ini. Hadas Kecil Hadas kecil adalah keadaan tidak suci yang disebabkan karena mengeluarkan sesuatu dari dubur dan kubul, seperti; Buang angin Buang air besar Buang air kecil Mengeluarkan madzi Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan, Tersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Ketika kamu berhadas kecil, ada beberapa hal yang tidak boleh kamu lakukan, yaitu: Menunaikan salat Tawaf di Kakbah Menyentuh Alquran Bagaimana cara kamu me

Kisah Sunan Giri dan Begawan Minto Semeru

Sunan Giri merupakan putra Maulana Ishak. Dia juga keponakan Maulana Malik Ibrahim. Nama kecil Sunan Giri adalah Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin. Sunan Giri lahir di Blambangan (Banyuwangi) pada tahun 1442 Masehi. Sejak kecil Sunan Giri belajar kepada Sunan Ampel. Setelah menimba banyak ilmu, Sunan Giri ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Giri kemudian mendirikan pesantren di sebuah daerah perbukitan yang ada di desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit itu disebut ‘Giri’. Itulah sebabnya Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin dijuluki Sunan Giri. Sunan Giri tidak hanya pandai. Tapi beliau juga memiliki karomah (kekuatan) yang diberikan langsung oleh Allah kepadanya. Konon, setelah mendirikan pesantren, nama Sunan Giri semakin terkenal. Nama Sunan Giri juga didengar oleh Begawan Minto Semeru yang mempunyai Padepokan. Di padepokan itulah Begawan Minto Semeru melatih murid-muridnya dengan ilmu kesaktian. “Aku tidak mau ada menyaingiku. Aku akan pergi m

Kisah Nabi Ayyub As

Nabi Ayyub adalah seorang nabi yang sangat sabar. Di samping itu, beliau juga termasuk seorang nabi yang sangat kaya, binatang ternaknya berlimpah dan anak-anaknya banyak. Meski begitu, Nabi Ayyub tetap rendah hati. Harta kekayaannya tidak menjadikan Nabi Ayyub sombong dan lupa diri untuk taat beribadah kepada Allah Swt. “Ayyub itu benar-benar manusia yang hebat,” kata orang-orang yang mengetahui Nabi Ayyub. “Kamu benar. Dia sangat kaya. Tapi tidak sombong. Ibadahnya juga rajin dan suka membantu orang lain yang kesulitan,” kata yang lain. “Dia juga sangat sabar dan pandai bersyukur.” Kebaikan dan kesalehan Nabi Ayyub menjadi buah bibir orang-orang di sekitar beliau. Mereka memuji Nabi Ayyub sebagai orang yang saleh. Mendengar itu, iblis merasa terganggu dan berniat menggoda Nabi Ayyub. “Ini tidak bisa dibiarkan. Orang-orang banyak yang memuji Ayyub. Kita sebaiknya goda Ayyub agar dia menjauh dari Allah,” kata para iblis. Kemudian iblis mulai melancarkan rencananya. Pertama-ta