Langsung ke konten utama

Kisah Nabi Hud As dan Kaum 'Ad

Dulu, ada sebuah perkampungan di Hadramaut, Arab. Perkampungan itu tanahnya subur. Banyak mata air yang mengucur di sana. Orang-orang yang hidup di situ badannya tegap dan sehat. Mereka bertani bermacam-macam tanaman. Mereka juga beternak dan menanam bunga-bunga yang indah, sehingga kampung mereka menjadi tempat yang makmur.

Perkampungan itu ditempati oleh sebuah suku terkenal yang disebut Suku ‘Ad. Karenanya, orang-orang yang hidup di kampung itu dikenal dengan sebutan Kaum ‘Ad. Meskipun Kaum ‘Ad termasuk kaum yang sejahtera, tapi mereka hidup dalam kesesatan. Mereka tidak menyembah Allah, melainkan menyembah berhala. Mereka membuat patung-patung yang sangat besar, kemudian menyembahnya.

Ada dua patung yang paling dihormati oleh Kaum ‘Ad. Mereka memberi nama Shamud dan Alhattar. Mereka percaya bahwa patung itulah yang telah menciptakan mereka dan memberi kebahagiaan kepada mereka.
Kemudian Allah Swt. mengutus nabi-Nya yang bernama Hud. Nabi Hud diutus untuk mengingatkan Kaum ‘Ad yang sudah melupakan Allah dan menyembah berhala.

Setelah mendapatkan wahyu dan perintah Allah Swt., Nabi Hud pun akhirnya mengingatkan kaumnya;

“Hai kaumku! Sesungguhnya yang menciptakan kita semua adalah Allah. Bukan kedua patung itu. Allah juga yang memberi kebahagiaan dan rahmat-Nya kepada kita. Allah yang memancarkan mata air di kampung kita. Allah yang membuat tanah kita subur. Maka sembahlah Dia.”

“Hai Hud! Siapa kamu kok berani melarang kami menyembah patung-patung itu?” tanya mereka.

“Aku adalah utusan Allah. Aku mendapatkan wahyu dan diperintahkan untuk mengingatkan kalian agar kembali menyembah kepada-Nya.”

“Kau itu pembohong. Kami semua tidak akan percaya omonganmu.”

“Aku tidak berbohong. Aku berkata benar. Allah telah mengutusku untuk mengingatkan kalian semua,” jawab Nabi Hud.

Meski sudah diingatkan, tapi hanya sedikit dari kaumnya yang percaya dan mau mengikuti Nabi Hud. Kebanyakan mereka menolak. Bahkan mereka menghina Nabi Hud dengan menyebut beliau sebagai pembohong besar.

“Kalian semua tidak usah mendengarkan omongan Hud. Dia pembohong besar. Mengaku-aku utusan Tuhan. Dia menghina sesembahan kita.”

“Wahai Hud! Mintalah harta kepada kami. Kami pasti akan memberimu asalkan kamu berhenti membohongi kami,” kata mereka.

“Wahai kaumku! Aku tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari kalian. Aku hanya diperintah untuk mengingatkan kalian. Sembahlah Allah dan tinggalkan kesesatan kalian agar kalian selamat dari siksa-Nya.”

Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Hud. Dia tidak putus asa untuk mengingatkan kaumnya meski dihina dan dikatakan sebagai pembohong.
Tetapi kaumnya, karena merasa memiliki kekayaan, sama sekali tidak mau mengikuti Nabi Hud. Mereka sombong dan angkuh. Nabi Hud pun menyerahkan sepenuhnya kepada Allah Swt.

“Ya Allah! Aku serahkan urusan kaumku kepada-Mu,” seru Nabi Hud.
Tidak berapa lama kemudian, Allah Swt. menurunkan dua macam siksaan kepada Kaum ‘Ad. Siksaan yang pertama, Allah Swt. mendatangkan musim kemarau yang panjang. Mata air yang dulunya melimpah menjadi kering. Tanaman yang dulunya subur menjadi mati. Kejadian itu membuat kaum ‘Ad menjadi gelisah.

“Hai kaumku! Ini adalah peringatan Allah bagi kalian. Ini adalah awal siksaan yang akan ditimpakan kepada kalian. Karena itu, segeralah kembali menyembah-Nya,” seru Nabi Hud. Namun, kaumnya tetap tidak mau mendengarkan Nabi Hud.

“Kami tidak percaya kepadamu, wahai Hud! Kami akan mendatangi patung-patung sesembahan kami. Kami hanya akan memohon kepada mereka berdua,” jawab mereka.

Kemudian, Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Hud dan pengikutnya agar segera meninggalkan Kaum ‘Ad karena Dia hendak menurunkan siksaan. Siksaan yang kedua ini, Allah mengirimkan mendung yang tebal. Halilintar menyambar-nyambar di atas langit. Kaum ‘Ad gembira karena mengira hujan akan turun. Mereka yakin doa mereka kepada patung-patung itu telah dikabulkan.

“Terima kasih Shamud. Terima kasih Alhattar,” teriak mereka.
 

Namun kenyataannya, mendung-mendung itu berubah menjadi angin topan yang sangat kencang. Angin itu merubuhkan bangunan-bangunan. Melemparkan orang-orang yang ingkar. Kaum ‘Ad pun akhirnya hancur dalam waktu sekejap.

Dari kisah ini, Adik-adik dapat memetik beberapa pelajaran penting, di antaranya:

Pertama, jangan sombong meskipun kita memiliki banyak harta. Kalau tidak beriman, harta benda kita akan sia-sia dan membuat kita celaka.

Kedua, jangan putus asa seperti halnya Nabi Hud. Meski dia dihina dan dianggap sebagai pembohong, namun beliau tetap patuh menjalankan perintah Allah.

Ketiga, kalau memohon sesuatu, mohonlah kepada Allah. Bukan kepada yang lainnya. Sebab hanya Allah yang Maha Menolong. Kaum Nabi Hud memohon kepada berhala-berhala yang mereka buat. Tapi berhala itu nyatanya tidak bisa menolong mereka saat terjadi bencana.

Ilustrasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Sunan Ampel dan Santri bernama Sholeh

Sunan Ampel adalah putra Maulana Malik Ibrahim. Nama aslinya adalah Raden Rahmat. Ia lahir di Kamboja pada tahun 1401 Masehi. Raden Rahmat disebut Sunan Ampel karena dulu dia mengajarkan Islam di daerah Ampel Denta, Surabaya. Ampel Denta sekarang telah berganti nama menjadi Wonokromo. Dulu, daerah Ampel Denta itu adalah rawa-rawa. Di sanalah dulu Sunan Ampel mendirikan pesantren untuk mengajarkan agama Islam kepada warga. Sunan Ampel juga melarang santri dan warga agar tidak melakukan Mo-Limo (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Artinya, tidak berjudi, tidak minum-minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkoba, dan tidak berzina). Sebagai seorang waliyullah (kekasih Allah), Sunan Ampel mempunyai keistimewaan. Salah satunya adalah ucapan beliau yang dapat menjadi kenyataan dengan izin Allah. Konon,  Sunan Ampel mempunyai seorang murid. Namanya Mbah Sholeh. Mbah Sholeh adalah tukang sapu Masjid Ampel. Mbah Sholeh begitu pandai membersihkan lantai masjid. Nam

Jejak Sejarah Islam di Mesir

THE CITADEL OF SALADIN (Benteng Saladin) - Benteng ini dibangun oleh panglima perang muslim terkemuka bernama Salahudin Al-Ayubi dari Dinasti Ayubiyah pada 1170 M. Benteng ini dibangun di atas Bukit Muqamat yang terletak di antara Kota Kairo dan Fustat, Mesir. Setiap pengunjung yang datang ke Benteng Saladin dapat menikmati keindahan pemandangan seluruh penjuru Kota Kairo dari atas benteng tersebut. Bahkan, Piramida dan Giza peninggalan raja-raja Mesir pun bisa dilihat dari The Citadel of Saladin ini. Foto Benteng Saladin BENTENG QAITBAY - Benteng ini sangat masyhur dengan kisah budak yang menjadi raja. Budak itu bernama Al Ashraf An Nashr Syaifudin Qaitby yang kemudian namanya dijadikan nama bagi benteng megah ini. Benteng ini dibangun pada tahun 1423 M. Benteng ini berfungsi untuk menahan serangan musuh yang datang dari luar Mesir. Foto Benteng Qaitbay TERUSAN SUEZ - Terusan ini terletak di sebelah barat Semenanjung Sinai. Terusan Suez yang dibuka pada 1870 ini me

Apa sih Hadas dan Najis Itu?

Ilustrasi Tahukah kalian apa itu hadas? Hadas adalah suatu keadaan tidak suci yang tidak dapat dilihat, tetapi wajib disucikan untuk sahnya ibadah, terutama salat, baik itu wajib maupun sunah. Maka dari itu, jika kamu hendak salat, maka jangan lupa untuk bersuci dulu. Sebab, jika kamu berhadas, maka salat mu tidak sah. Ingat-ingat ya, sebelum salat sucikanlah dirimu dari hadas. Hadas itu terdiri dari dua jenis, yaitu hadas kecil dan hadas besar. Apa sih hadas kecil dan hadas besar itu? Yuk, baca pengertiannya di bawah ini. Hadas Kecil Hadas kecil adalah keadaan tidak suci yang disebabkan karena mengeluarkan sesuatu dari dubur dan kubul, seperti; Buang angin Buang air besar Buang air kecil Mengeluarkan madzi Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan, Tersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Ketika kamu berhadas kecil, ada beberapa hal yang tidak boleh kamu lakukan, yaitu: Menunaikan salat Tawaf di Kakbah Menyentuh Alquran Bagaimana cara kamu me

Kisah Sunan Giri dan Begawan Minto Semeru

Sunan Giri merupakan putra Maulana Ishak. Dia juga keponakan Maulana Malik Ibrahim. Nama kecil Sunan Giri adalah Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin. Sunan Giri lahir di Blambangan (Banyuwangi) pada tahun 1442 Masehi. Sejak kecil Sunan Giri belajar kepada Sunan Ampel. Setelah menimba banyak ilmu, Sunan Giri ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Giri kemudian mendirikan pesantren di sebuah daerah perbukitan yang ada di desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit itu disebut ‘Giri’. Itulah sebabnya Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin dijuluki Sunan Giri. Sunan Giri tidak hanya pandai. Tapi beliau juga memiliki karomah (kekuatan) yang diberikan langsung oleh Allah kepadanya. Konon, setelah mendirikan pesantren, nama Sunan Giri semakin terkenal. Nama Sunan Giri juga didengar oleh Begawan Minto Semeru yang mempunyai Padepokan. Di padepokan itulah Begawan Minto Semeru melatih murid-muridnya dengan ilmu kesaktian. “Aku tidak mau ada menyaingiku. Aku akan pergi m

Kisah Nabi Ayyub As

Nabi Ayyub adalah seorang nabi yang sangat sabar. Di samping itu, beliau juga termasuk seorang nabi yang sangat kaya, binatang ternaknya berlimpah dan anak-anaknya banyak. Meski begitu, Nabi Ayyub tetap rendah hati. Harta kekayaannya tidak menjadikan Nabi Ayyub sombong dan lupa diri untuk taat beribadah kepada Allah Swt. “Ayyub itu benar-benar manusia yang hebat,” kata orang-orang yang mengetahui Nabi Ayyub. “Kamu benar. Dia sangat kaya. Tapi tidak sombong. Ibadahnya juga rajin dan suka membantu orang lain yang kesulitan,” kata yang lain. “Dia juga sangat sabar dan pandai bersyukur.” Kebaikan dan kesalehan Nabi Ayyub menjadi buah bibir orang-orang di sekitar beliau. Mereka memuji Nabi Ayyub sebagai orang yang saleh. Mendengar itu, iblis merasa terganggu dan berniat menggoda Nabi Ayyub. “Ini tidak bisa dibiarkan. Orang-orang banyak yang memuji Ayyub. Kita sebaiknya goda Ayyub agar dia menjauh dari Allah,” kata para iblis. Kemudian iblis mulai melancarkan rencananya. Pertama-ta