![]() |
Ilustrasi |
Konon, ibu Nabi Ishaq dianggap tidak mampu melahirkan keturunan. Setiap hari Siti Sarah berharap agar Allah memberinya seorang putra, tetapi yang diharapkan tidak juga kunjung datang.
“Ya, Allah! Aku mohon kepada-Mu, karuniakanlah seorang putra kepadaku,” demikian doa Siti Sarah setiap saat.
Namun, Allah Swt. baru mengabulkan doa Siti Sarah ketika beliau sudah berumur 90 tahun. Saat itu, Allah Swt. mengutus para malaikat untuk menemui Nabi Ibrahim dan mengabarkan bahwa Allah akan menghancurkan kaum Nabi Luth, yaitu kaum Sadum dan Gomorah.
“Tidak hanya kabar itu yang ingin kami sampaikan kepadamu wahai Ibrahim!” kata malaikat.
“Kabar apalagi yang engkau bawa?” tanya Nabi Ibrahim.
“Ketahuilah! Allah akan mengaruniai seorang putra lewat istrimu, Sarah,” jawab malaikat.
Nabi Ibrahim merasa terkejut. Sebab menurut beliau, istrinya tak mungkin lagi untuk bisa hamil. Sebab selain sudah tua, Siti Sarah juga mandul.
“Bergembiralah wahai Ibrahim! Apabila Allah sudah menghendaki, maka apapun bisa terjadi,” kata malaikat.
Nabi Ibrahim akhirnya merasa senang mendengar kabar itu.
Apa yang dikatakan oleh malaikat kepada Nabi Ibrahim ternyata didengar juga oleh Siti Sarah.
“Benarkah aku akan hamil?” tanya Siti Sarah seperti tak percaya.
“Benar, kamu akan segera melahirkan seorang anak, wahai Istriku! Janganlah kamu merasa aneh. Sebab Allah sudah menghendaki,” jawab Nabi Ibrahim. Maka, pada waktu yang telah ditentukan, lahirlah seorang bayi yang kelak disebut Nabi Ishaq.
Sejak kecil, Nabi Ishaq tumbuh menjadi anak yang shaleh, taat beribadah, ramah dan berbakti kepada kedua orangtuanya. Ketika menginjak dewasa, Nabi Ishaq sering diajak oleh Nabi Ibrahim untuk menyebarkan agama Allah Swt. Beberapa tahun kemudian, Nabi Ishaq juga menpunyai keturunan seorang nabi, yakni bernama Ya’qub.
Dari kisah Nabi Ya’qub ini, kita bisa mengambil pelajaran penting, yaitu:
Pertama, jangan mudah putus asa. Berusaha dan berdoalah kepada Allah Swt. Seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Siti Sarah. Allah Swt. berkuasa memberikan apa yang kita minta kepada-Nya.
Kedua, berbaktilah kepada kedua orangtua dan ikutilah perbuatan-perbuatan baik mereka. Seperti Nabi Ishaq yang selalu ikut ayahnya (Nabi Ibrahim) menyebarkan kebaikan, menyebarkan agama Allah Swt.
Komentar
Posting Komentar