Langsung ke konten utama

Kisah Kehebatan Sunan Drajat

Ilustrasi
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel. Dia adalah saudaranya Sunan Bonang. Nama kecil Sunan Drajat adalah Raden Qosim. Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470 Masehi. 

Sunan Drajat diperintah oleh Sunan Ampel untuk berdakwah di pesisir Gresik. Ketika sedang menuju pesisir Gresik dengan mengendarai perahu, ternyata perahunya terdampar di daerah Dusun Jelog, pesisir Banjarwati atau sekarang disebut Lamongan. Namun, Sunan Drajat kemudian pindah menuju daerah Drajat dan mendirikan pesantren di sana. 

Di pesantrennya, Sunan Drajat banyak menampung anak-anak yatim dan fakir miskin. Mereka semua diajari ilmu agama dan kesenian. Sunan Drajat tidak hanya dikenal sebagai orang yang pandai. Tapi juga dikenal sebagai orang yang ramah, bersahaja dan suka menolong orang lain yang sedang kesusahan.

Konon, ketika Sunan Drajat hendak mendirikan pesantren di daerah perbukitan, banyak warga pengikutnya yang merasa takut. Sebab perbukitan itu dulunya merupakan tempat yang dianggap angker.

“Kenapa tuan memilih tempat ini?” tanya warga.

“Memangnya kenapa?” kata Sunan Drajat balas bertanya.

“Ini tempat yang angker, Sunan. Disini banyak makhluk halus yang suka mengganggu.”

Sunan Drajat tersenyum saja mendengar perkataan warga yang sudah menjadi pengikutnya.

“Semua tempat di dunia ini adalah kepunyaan Allah. Kalau kita beriman, bertawakkal dan memohon pertolongan Allah, pasti kita akan dilindungi oleh-Nya.”

Maka perbukitan yang dulunya lebat itu kemudian dibabat oleh Sunan Drajat. Di atas perbukitan itulah kemudian Sunan Drajat membangung pesantren yang dulu dikenal dengan nama Pesantren Dhalem Dhuwur. 

Setelah Sunan Drajat selesai mendirikan pesantren, ternyata banyak warga yang kesurupan dan ditimpa penyakit yang aneh.

“Lihat Sunan. Banyak warga sekitar yang kesurupan dan menderita penyakit aneh. Itu karena makhluk halus yang ada di tempat ini marah. Mereka tidak suka diganggu,” kata warga.

“Mungkin kalian benar. Tapi percayalah, bahwa Allah Swt. akan selalu melindungi hamba-hamba-Nya yang beriman,” jawab Sunan Drajat. Setelah berkata demikian, Sunan Drajatpun berdoa kepada Allah agar warga yang diganggu makhluk-makhluk halus itu disembuhkan. Setelah berdoa, warga yang kesurupan dan menderita penyakit aneh itu pun akhirnya sembuh. Warga akhirnya semakin percaya terhadap kemampuan Sunan Drajat.

Sunan Drajat dimakamkan di daerah Drajat, Lamongan Jawa Timur. Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa orang yang beriman kepada Allah tidak harus takut kepada makhluk halus. Takutlah kepada Allah. Dengan iman dan ketakwaan, kita akan selalu dilindungi oleh Allah dari berbagai macam gangguan, baik gangguan yang dilakukan oleh setan, jin maupun sesama manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Sunan Muria dan Dewi Roroyono

Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga. Ia lahir di sebuah daerah dekat lereng Gunung Muria, utara kota Kudus. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Sunan Muria banyak belajar ilmu agama kepada ayahnya. Setelah banyak menimba ilmu, Sunan Muria kemudian ditugaskan oleh ayahnya untuk berdakwah mengajarkan agama Islam di daerah Jepara, Tayu, Juana, Kudus dan Pati.   Sunan Muria lebih senang tinggal di daerah terpencil. Dia adalah orang yang ramah dan gampang bergaul dengan masyarakat. Sunan Muria tidak hanya pandai ilmu agama. Dia juga pandai bercocok tanam, berdagang dan melaut. Banyak warga yang diajari cara bertanam, berdagang dan juga melaut oleh beliau, di samping juga diajari ilmu agama.   Konon, Sunan Muria berguru kepada Sunan Ngerang. Pada suatu waktu, Sunan Muria diundang menghadiri acara syukuran ulang tahun puteri gurunya yang bernama Dewi Roroyono. Setelah para tamu berkumpul, Sunan Ngerang memerintahkan puterinya itu keluar menghidangkan makanan. Orang yang hadir s...

Kisah Nabi Ya'qub As

Nabi Ya’qub adalah putranya Nabi Ishaq. Dia dilahirkan di Palestina. Tapi kemudian dia pergi meninggalkan kampung halamannya menuju Irak. Nabi Ya’qub adalah orang yang sangat sabar, patuh kepada kedua orangtuanya dan taat beribadah. Karena itu, Nabi Ishaq sangat menyayanginya. Terutama ibunya Nabi Ishaq yang bernama Rifqah binti Azhar. Nabi Ya’qub punya saudara kembar. Namanya Ishu. Meskipun Nabi Ya’qub adalah saudara kembar Ishu, tapi ibunya lebih mencintai Ya’qub. Konon, Nabi Ishaq pernah memerintahkan kepada istrinya agar mengajak Ya’qub dan Ishu untuk didoakan. Tapi yang diajak oleh ibunya hanya Ya’qub. Sejak itulah Ishu tidak senang kepada Ya’qub. Setiap hari, Ishu selalu menunjukkan sikap tidak senangnya kepada Ya’qub. Karena itulah suatu hari Nabi Ishaq memanggil Ya’qub. “Ya’qub! Ayah sangat sedih melihat kamu tidak akur dengan saudara kembarmu,” kata Nabi Ishaq dengan lemah lembut. “Aku juga sedih, ayah. Tapi aku tidak tahu, bagaimana menghadapi Ishu,” jawab Ya’qub. “Mungkin Is...

Kisah Nabi Yunus As dan Penduduk Ninawa

Nabi Yunus merupakan seorang nabi yang diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah pada sebuah kaum yang bernama kaum Ninawa. Nabi Yunus sendiri bukan penduduk Ninawa. Tetapi beliau adalah seorang pendatang di sana. Penduduk Ninawa adalah penduduk yang tidak menyembah Allah. Mereka menyembah patung-patung dan menganggap bahwa patung-patung itu adalah tuhan mereka. Kepada penduduk Ninawa ini, Nabi Yunus mengingatkan agar mereka berhenti menyembah patung dan kemudian menyembah Allah Swt. “Wahai kaum Ninawa! Ketahuilah bahwa patung yang kalian sembah itu bukanlah tuhan. Sembahlah Allah yang telah menciptakan kita semua,” kata Nabi Yunus. Tetapi, karena mereka tidak mengenal Nabi Yunus dan menganggapnya sebagai orang asing, tidak ada diantara mereka yang mau mendengarkan perkataan Nabi Yunus. “Hai, siapa engkau? Kenapa engkau berani-berani melarang kami?” tanya mereka. “Aku adalah Yunus. Yunus bin Matta. Aku berasal dari daerah yang jauh. Aku diutus oleh Allah untuk mengingatkan kalia...

Kisah Nabi Syu’aib As dan Kaum Madyan

Nabi Syu’aib diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah di negeri Madyan. Penduduk Madyan adalah orang-orang yang menyembah berhala. Mereka membuat banyak patung-patung dan kemudian disembah. Selain itu, kaum Madyan adalah orang-orang yang sangat kaya. Tetapi mereka mendapatkan kekayaannya dengan cara menipu. Kalau mereka menimbang barang yang diperjual-belikan, mereka selalu mengurangi takarannya sehingga orang lain menjadi rugi. Karena itu, Allah Swt. kemudian mengutus Nabi Syu’aib untuk mengingatkan kaumnya, kaum Madyan yang melanggar itu. “Wahai kaumku! Kenapa kamu menyembah patung-patung yang banyak itu. Apa mereka bisa membantu kalian?” tanya Nabi Syu’aib. “Patung-patung itu adalah tuhan kami. Mereka yang telah membantu kami, memberi kami rezeki yang banyak sehingga kami menjadi kaya seperti ini,” jawab mereka. “Kalian salah. Kalian telah tersesat. Coba lihat patung-patung yang kalian sembah itu. Jangankan membantu kalian, mengurus diri sendiri saja mereka tidak mampu. Maka...

Kisah Dakwah Sunan Kudus

Sunan Kudus adalah keponakan Sunan Bonang. Ayahnya bernama Sunan Ngudung dan ibunya bernama Syarifah (adik Sunan Bonang). Nama kecil Sunan Kudus adalah Ja’far Shodiq. Sunan Kudus banyak berguru kepada Sunan Kalijaga. Setelah banyak menimba ilmu, Sunan Kudus akhirnya berdakwah mengajarkan agama Islam kepada warga yang ada di daerah Jawa Tengah seperti Sragen, Simo, Kudus hingga Gunung Kidul. Sunan Kudus dikenal sebagai orang yang pandai, ramah dan toleran. Saat mengajarkan agama Islam, Sunan Kudus menggunakan cara yang ramah, tidak memaksa namun juga tegas. Karena itu banyak orang yang bersimpati kepadanya.  Konon, ketika Ja’far Shodiq mau menyebarkan agama Islam di daerah Kudus, banyak warga di sana yang masih menganut agama Hindu dan Budha. Sunan Kudus tahu bahwa warga yang beragama Hindu sangat memuliakan binatang. Di antaranya adalah sapi. Itulah sebabnya kenapa penganut Hindu tidak mau makan daging sapi. Sebagian warga Kudus saat ini masih ada yang tidak mau makan daging sa...