Langsung ke konten utama

Ibnu Sina: Tokoh Islam Paling Berpengaruh dalam Sejarah Kedokteran

Abu Husain bin Abdullah atau dikenal sebagai Ibnu Sina (Orang Barat menyebutnya Avicenna) dilahirkan pada tahun 980 Masehi di Afsyanah, Bukhara. Beliau meninggal di Hamdan ketika berumur sekitar 57 tahun, atau tepatnya pada tahun 1037 Masehi.

Ibnu Sina ialah seorang tokoh kedokteran dan filosof Islam ternama. Pada saat masih kecil, Ibnu Sina suka mempelajari Al-Quran dan ilmu-ilmu agama. Selain itu, ia juga suka mempelajari ilmu matematika, logika, filsafat, geometri, astronomi, metafisika, dan kedokteran. Nah, bagus kan adik-adik! Semangat belajar yang tinggi ya.

Pada saat berusia 17 tahun, ia memulai berkarir di bidang kedokteran teman-teman. Bahkan ketika itu, Ibnu Sina berhasil menyembuhkan salah satu penguasa Dinasti Samaniyah bernama Nuh bin Mansur. Selanjutnya, pada saat Dinasti Hamdani berkuasa, Ibnu Sina mendapat amanah untuk menjabat sebagai seorang menteri.

Dalam bidang filsafat, Ibnu Sina mendapat gelar 'Guru Para Raja' (as-Syaikh ar-Ra’is) lho teman-teman. Sementara dalam bidang kedokteran, Ibnu Sina mendapat gelar 'Pangeran Para Dokter.'

Selain itu, Ibnu Sina juga mempunyai banyak karya-karya fenomenal. Di antaranya, yakni Asy-Syifa’i (Penyembuhan), Al-Qanun fit-Tibb (Peraturan-peratuaran dalam Kedokteran), Al-Isyarat wa at-Tanbihat (Isyarat dan Penjelasan), dan Mantiq al-Masyriqiyyin (Logika Timur).

Nah, adik-adik! Mulai sekarang belajar yang rajin ya. Jangan lupa ikut ngaji juga. Biar tambah banyak ilmu dan tambah bermanfaat baik bagi dunia maupun akhirat. Oke!

Foto Patung Ibnu Sina (Avicenna)
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Nabi Idris As

Nabi Idris dilahirkan di Kota Babylonia (Irak). Tapi, ada juga yang mengatakan kalau Nabi Idris lahir di Mesir. Ia merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam. Ayahnya bernama Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam As. Ia diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah kepada kaum Bani Qabil dan Memphis.   Konon, nama kecil Nabi Idris adalah Khanukh. Karena sejak kecil senang belajar, ia kemudian diberi nama Idris. Sejak kecil, Nabi Idris menghabiskan banyak waktunya untuk membaca lembaran-lembaran mushaf yang ditinggalkan oleh moyangnya, yakni Nabi Adam dan Nabi Syits. Selain itu, ia juga mempelajari ilmu-ilmu lain seperti ilmu menulis (kaligrafi), ilmu perbintangan (astronomi), dan ilmu hitung (matematika).   Oleh karena itu, sejak kecil Nabi Idris sudah dikenal sebagai anak muda yang pandai dan cerdas. Selain itu, ia juga merupakan orang yang taat kepada Allah Swt. Ia percaya sepenuh hati bahwa Allah itu Esa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Nah, sekarang buka d...

Kisah Sunan Giri dan Begawan Minto Semeru

Sunan Giri merupakan putra Maulana Ishak. Dia juga keponakan Maulana Malik Ibrahim. Nama kecil Sunan Giri adalah Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin. Sunan Giri lahir di Blambangan (Banyuwangi) pada tahun 1442 Masehi. Sejak kecil Sunan Giri belajar kepada Sunan Ampel. Setelah menimba banyak ilmu, Sunan Giri ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Giri kemudian mendirikan pesantren di sebuah daerah perbukitan yang ada di desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit itu disebut ‘Giri’. Itulah sebabnya Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin dijuluki Sunan Giri. Sunan Giri tidak hanya pandai. Tapi beliau juga memiliki karomah (kekuatan) yang diberikan langsung oleh Allah kepadanya. Konon, setelah mendirikan pesantren, nama Sunan Giri semakin terkenal. Nama Sunan Giri juga didengar oleh Begawan Minto Semeru yang mempunyai Padepokan. Di padepokan itulah Begawan Minto Semeru melatih murid-muridnya dengan ilmu kesaktian. “Aku tidak mau ada menyaingiku. Aku akan pergi m...

Kisah Sunan Bonang

Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel. Ia lahir di Bonang (Tuban) kira-kira pada tahun 1465 Masehi. Nama kecil Sunan Bonang adalah Raden Makdum atau Maulana Makdum.  Sejak kecil, Radem Makdum sudah rajin belajar ilmu agama kepada ayahnya. Dia juga disiplin. Raden Makdum pernah belajar di Aceh kepada ayah Sunan Giri. Ketika di Aceh, Raden Makdum berteman akrab dengan Sunan Giri. Setelah menimba ilmu, Raden Makdum diperintah oleh ayahnya (Sunan Ampel) untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Tuban, Pati, Maduran dan Pulau Bawean. Raden Makdum disebut Sunan Bonang karena ketika mengajarkan Islam, dia menggunakan Bonang. Bonang itu adalah alat musik gamelan yang terbuat dari kuningan. Raden Makdum pandai memainkan alat music itu sehingga ketika dia memainkan alat music Bonangnya di masjid, orang-orang jadi tertarik untuk datang ke masjid dan belajar Islam kepadanya.  Bahkan Raden Makdum mampu mengalahkan para perampok dan penjahat hanya dengan memainkan alat musik Bonangnya...

Kisah Nabi Yusuf As

Nabi Yusuf adalah putranya Nabi Ya’qub. Dia merupakan putra ketujuh dari dua belas orang bersaudara. Ibunya bernama Rahil. Diantara saudara-saudaranya yang lain, Nabi Yusuflah yang paling tampan. Tidak hanya tampan, dia juga berbadan tegap, ramah dan hormat kepada kedua orangtuanya. Tanda-tanda kenabian Nabi Yusuf sudah terlihat sejak kecil. Suatu hari, Nabi Yusuf menemui Nabi Ya’qub. “Ayah! Semalam aku bermimpi melihat matahari, bulan dan sebelas bintang. Mereka turun dari atas langit dan kemudian sujud kepadaku,” kata Nabi Yusuf.   Mendengar perkataan anaknya, Nabi Ya’qub merasa sangat gembira. Wajahnya berseri-seri. Dia tahu bahwa itu adalah tanda-tanda bahwa Nabi Yusuf kelak akan memperoleh kemuliaan. “Nak! Kamu jangan ceritakan mimpimu pada saudaramu yang lain. Sebab kalau mereka tahu, mereka akan berbuat jahat kepadamu. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia,” kata Nabi Ya’qub. Setelah mengetahui bahwa Nabi Yusuf akan memperoleh kemuliaan dari Allah...

Kisah Nabi Ibrahim dan Raja Namrud

Nabi Ibrahim lahir di sebuah daerah bernama Faddam A’ram, Babylonia, Irak. Ayahnya bernama Azar. Dia masih termasuk keturunan Nabi Nuh. Ayah Nabi Ibrahim adalah tukang pembuat patung kerajaan. Waktu itu raja yang berkuasa bernama Namrud bin Kan’an. Namrud adalah raja yang zalim. Dulu, raja Namrud suka membunuh setiap bayi laki-laki dan mengubur bayi perempuan hidup-hidup. Dia berbuat begitu karena mendengar ramalan bahwa kelak akan ada di antara rakyatnya yang akan melawan kekuasaannya. Ketika Nabi Ibrahim lahir, ibunya khawatir bayinya akan dibunuh oleh tentara Namrud. Oleh sebab itu, Nabi Ibrahim dibawa ibunya ke sebuah gua di tengah hutan. Di dalam gua itulah, Nabi Ibrahim dibesarkan dengan perlindungan Allah Swt. Menjelang dewasa, Nabi Ibrahim sering merenung di depan gua tempatnya bersembunyi. Saat malam dia melihat bintang, bulan, dan matahari. Nabi Ibrahim berpikir bahwa itu adalah tuhannya. “Bukan. Itu pasti bukan tuhanku. Tuhan tak mungkin lenyap. Tuhanku pasti adalah yang men...