Langsung ke konten utama

Buah Manis Kesabaran: Kisah Nabi Ya'qub As

Pada hari itu, Nabi Ya’qub mendapat kabar dari anak-anaknya bahwa Yusuf telah dimangsa oleh seekor serigala. Nabi Ya’qub terkejut mendengar cerita dari saudara tiri Yusuf itu. Padahal, Yusuf sebenarnya tidak dimangsa oleh seekor serigala, melainkan dibuang oleh saudara tirinya ke dalam sumur. Mereka iri dengan kasih sayang Nabi Ya’qub kepada Yusuf. Akan tetapi, saudara tiri Yusuf itu berbohong kepada ayahnya. Mereka membawa baju Yusuf dilumuri dengan darah domba. Nabi Ya’qub belum tahu bahwa itu darah domba. 

Namun Setelah mendengar cerita anak-anaknya, Nabi Yusuf pun mengatakan, “Hanya bersabarlah yang terbaik bagiku dan kepada Allah aku memohon pertolongan-Nya atas apa yang kamu ceritakan.”
 

Kasih sayang yang besar terhadap Yusuf telah membawa duka bagi Nabi Ya’qub. Ia terus menerus dalam kesedihan yang mendalam. Pada akhirnya, mata Nabi Ya’qub buta karena telah banyak mengeluarkan air mata. Akan tetapi, Nabi Ya’qub terus berdoa dan berharap supaya bisa bertemu Yusuf kembali. Sebab, Nabi Ya’qub tahu bahwa Yusuf belum meninggal sebagaimana diceritakan anak-anaknya yang lain.
 

Setelah beberapa tahun berlalu, Nabi Ya’qub dikaruniai seorang anak. Anak itu diberi nama Benyamin. Ketika Benyamin beranjak dewasa, Nabi Ya’qub memerintahkan kepada Benyamin dan saudara-saudara tirinya untuk mencari Yusuf. Memang berat bagi Nabi Ya’qub ketika mempercayakan Benyamin kepada saudara-saudara tirinya, sebab merekalah yang mencelakai Yusuf. Namun, Nabi Ya’qub pasrah kepada Allah, “Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.”
 

Akhirnya berangkatlah mereka untuk mencari Yusuf. Setelah beberapa lama, saudara-saudara Benyamin pun pulang. Namun Benyamin tidak bisa pulang karena di tahan oleh penguasa Mesir.
 

Mendengar berita itu, Nabi Ya’qub berkata, “Kesabaranku adalah kesabaran yang baik. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semua kepadaku.”
Meskipun telah menunggu lama, harapan Nabi Ya’qub tidak pernah padam untuk dapat bertemu anak-anaknya kembali. Saudara-saudara tiri Yusuf dan Benyamin pun disuruh kembali mencarinya.
 

“Wahai anak-anakku! Pergilah kalian mencari Yusuf dan saudaranya. Jangan kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir.”
 

Akhirnya, mereka kembali ke Mesir untuk mencari Yusuf dan Benyamin lagi. Ketika Yusuf melihat mereka, ia memanggil saudara-saudaranya. Namun, saudara-saudara Yusuf tidak mengetahui bahwa itu dirinya. Kemudian Yusuf menceritakan keadaan dirinya setelah dibuang saudara-saudara tirinya hingga sampai di kerajaan Mesir. Saudara-saudara Yusuf pun menangis dan meminta maaf atas apa yang telah diperbuatnya. Yusuf lantas meminta kepada saudaranya untuk menceritakan kejadian ini dengan ayahnya. Yusuf juga meminta saudara tirinya untuk membawa pakaian yang dikenakan olehnya.
 

Ketika sampai di rumah, saudara tiri Yusuf bercerita kepada Nabi Ya’qub tentang peristiwa itu. Nabi Ya’qub sangat gembira mendengar cerita itu. Ketika pakaian Yusuf dicium dan diusapkan ke matanya, atas kuasa Allah, akhirnya  sembuh dan bisa melihat kembali. Nabi Ya’qub kemudian meminta anak-anaknya untuk membawa dirinya menemui Yusuf di Kerajaan Mesir.
 

Sesampainya di Mesir, mereka terkejut. Yusuf kini telah menjadi Raja Kerajaan Mesir. Yusuf diangkat menjadi seorang raja karena telah berjasa menangani krisis yang dialami Mesir. Raja Yusuf pun menyambut kedatangan ayah dan saudara-saudaranya dengan penuh kehangatan dan kebahagiaan.
Ilustrasi

“Wahai ayahku! Inilah tabir mimpiku yang dulu. Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikannya nyata,” ujar Yusuf sambil menaikkan ayahnya ke singgasana Kerajaan.
Alangkah bahagianya Nabi Ya’qub melihat Yusuf menjadi seorang raja. Kesabaran Nabi Ya’qub pun berbuah manis.


Nah, adik-adik! Pelajaran penting dari kisah di atas adalah:
 

Sebagaimana yang dilakukan saudara-saudara Yusuf, perbuatan iri atau dengki itu tidak baik, bahkan Allah Swt. melarangnya.
 

Bersabarlah dalam menjalankan ujian Allah Swt. Hal ini sebagaimana Ujian Nabi Ya’qub yang kehilangan anaknya, Yusuf. Karena Nabi Ya’qub lulus dari ujian kesabaran, Allah Swt. membayarnya dengan melihat Yusuf sebagai raja.
 

Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 153, Allah Swt. berfirman,  “Hai orang-orang yang beriman! Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa sih Hadas dan Najis Itu?

Ilustrasi Tahukah kalian apa itu hadas? Hadas adalah suatu keadaan tidak suci yang tidak dapat dilihat, tetapi wajib disucikan untuk sahnya ibadah, terutama salat, baik itu wajib maupun sunah. Maka dari itu, jika kamu hendak salat, maka jangan lupa untuk bersuci dulu. Sebab, jika kamu berhadas, maka salat mu tidak sah. Ingat-ingat ya, sebelum salat sucikanlah dirimu dari hadas. Hadas itu terdiri dari dua jenis, yaitu hadas kecil dan hadas besar. Apa sih hadas kecil dan hadas besar itu? Yuk, baca pengertiannya di bawah ini. Hadas Kecil Hadas kecil adalah keadaan tidak suci yang disebabkan karena mengeluarkan sesuatu dari dubur dan kubul, seperti; Buang angin Buang air besar Buang air kecil Mengeluarkan madzi Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan, Tersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Ketika kamu berhadas kecil, ada beberapa hal yang tidak boleh kamu lakukan, yaitu: Menunaikan salat Tawaf di Kakbah Menyentuh Alquran Bagaimana cara kamu me...

Kisah Sunan Gunung Jati

Nama Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Ayahnya bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda. Sejak kecil, Syarif Hidayatullah sudah belajar ilmu agama. Dia anak yang tekun, ramah dan peduli kepada orang lain. Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Cirebon, Pasundan dan Priangan. Sunan Gunung Jati meninggal pada tahun 1568 Masehi dan dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati. Ilustrasi Konon pada suatu malam, Sunan Gunung Jati ingin melaksanakan salat tahajjud di rumahnya. Namun, dia merasa kalau hatinya tidak bisa khusyuk. Padahal sebelumnya dia bisa melakukan salat tahajjud dengan sangat khusyuk. “Ada apa ini. Kenapa malam ini aku tidak bisa khusyuk?” tanya Sunan Gunung Jati dalam hati. Dicobanya lagi mengucap takbir, tapi lagi-lagi hatinya tidak bisa khusyuk. “Mungkin aku salat di masjid saja. Sebaiknya aku pergi ke masjid. Siapa tahu bisa khusyuk.” Kemudian, Sunan Gunung Jati pergi ke masjid. Sesampainya di masjid, hatinya masih juga belum khusyuk...

Kisah Kejujuran Seorang Pemuda Penggembala Kambing

Pada zaman dahulu, ketika Sayyidina Umar bin Khattab sedang mengadakan perjalanan dari Madinah ke Mekkah. Di tengah perjalanan ia melihat seorang pemuda yang sedang menggembala kambing dalam jumlah yang sangat banyak.   Khalifah Umar lalu mendekati pemuda itu dan mengutarakan niatnya untuk membeli seekor kambing.   “Wahai anak muda! Bolehkah aku membeli seekor kambing yang sedang engkau gembala?” tanya Sayyidina Umar.   “Saya ini hanya seorang budak, Tuan. Saya tidak memiliki kewenangan untuk menjual kambing ini. Semua kambing ini milik majikan saya,” jawab si penggembala dengan jujur.   “Meskipun kambing ini milik majikanmu, kalau saya beli satu pasti majikanmu tidak akan tahu. Nanti kamu ceritakan kepadanya bahwa kambing yang kamu gembala dimakan macan satu ekor,” ujar Sayyidina Umar menguji kejujuran pemuda itu.   Mendengar ajakan itu, pemuda itu memandang Sayyidina Umar sejenak. Si pemuda itu pun berkata, “Apa yang tuan katakan memang benar. Jika kambin...

Kisah Sunan Giri dan Begawan Minto Semeru

Sunan Giri merupakan putra Maulana Ishak. Dia juga keponakan Maulana Malik Ibrahim. Nama kecil Sunan Giri adalah Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin. Sunan Giri lahir di Blambangan (Banyuwangi) pada tahun 1442 Masehi. Sejak kecil Sunan Giri belajar kepada Sunan Ampel. Setelah menimba banyak ilmu, Sunan Giri ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Giri kemudian mendirikan pesantren di sebuah daerah perbukitan yang ada di desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit itu disebut ‘Giri’. Itulah sebabnya Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin dijuluki Sunan Giri. Sunan Giri tidak hanya pandai. Tapi beliau juga memiliki karomah (kekuatan) yang diberikan langsung oleh Allah kepadanya. Konon, setelah mendirikan pesantren, nama Sunan Giri semakin terkenal. Nama Sunan Giri juga didengar oleh Begawan Minto Semeru yang mempunyai Padepokan. Di padepokan itulah Begawan Minto Semeru melatih murid-muridnya dengan ilmu kesaktian. “Aku tidak mau ada menyaingiku. Aku akan pergi m...

Al-Farabi: Ilmuwan dan Filsuf Islam Terkemuka

Kalian pernah mendengar nama Al-Farabi belum? Sekarang kakak akan bercerita tentang beliau. Tolong di simak ya: Al-Farabi merupakan seorang ilmuwan muslim terkemuka. Ia memiliki seorang ayah berdarah Persia dan ibu berdarah Turki. Nama aslinya yaitu Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Farabi. Selain itu, nama lain yang dikenal oleh orang Barat ialah Alpharabius atau Farabi. Al-Farabi dulu suka mempelajari Al-Quran, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama, dan aritmatika dasar. Di bukhara, ia juga belajar tentang musik. Kemudian mengembara ke Baghdad selama 10 tahun untuk menuntut ilmu. Setelah dari Baghdad, ia mengembara lagi ke Kota Harran - Syiria sebelah utara. Pada waktu itu, di sana menjadi pusat kebudayaan Yunani. Al-Farabi di sana belajar tentang filsafat. Setelah itu, ia pergi ke Damaskus. Pada usia 80 tahun ia wafat. Buah Pemikiran Al-Farabi Al-Farabi dikenal sebagai salah satu pemikir terkemuka abad pertengahan. Ketika masih hidup, Al-Farabi menghabiskan waktunya untuk me...