Nabi Idris dilahirkan di Kota Babylonia (Irak). Tapi, ada juga yang mengatakan kalau Nabi Idris lahir di Mesir. Ia merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam. Ayahnya bernama Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam As. Ia diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah kepada kaum Bani Qabil dan Memphis.
Konon, nama kecil Nabi Idris adalah Khanukh. Karena sejak kecil senang belajar, ia kemudian diberi nama Idris. Sejak kecil, Nabi Idris menghabiskan banyak waktunya untuk membaca lembaran-lembaran mushaf yang ditinggalkan oleh moyangnya, yakni Nabi Adam dan Nabi Syits. Selain itu, ia juga mempelajari ilmu-ilmu lain seperti ilmu menulis (kaligrafi), ilmu perbintangan (astronomi), dan ilmu hitung (matematika).
Oleh karena itu, sejak kecil Nabi Idris sudah dikenal sebagai anak muda yang pandai dan cerdas. Selain itu, ia juga merupakan orang yang taat kepada Allah Swt. Ia percaya sepenuh hati bahwa Allah itu Esa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Nah, sekarang buka dan baca Alquran kalian pada surat Maryam ayat 56.
Setelah Nabi Idris menerima wahyu Allah Swt. melalui malaikat Jibril, beliau kemudian mengajak umatnya untuk mengerjakan salat, puasa, zakat, mandi jinabat dan tidak minum-minuman keras.
“Hai, kaumku! Sembahlah Allah dan tinggalkanlah oleh kalian kebiasaan-kebiasaan buruk. Berhentilah minum-minuman keras karena sesungguhnya itu adalah perbuatan setan,” begitulah seruan Nabi Idris kepada kaumnya.
Namun sayang, ajakan Nabi Idris tidak dipedulikan oleh kaumnya. Bukannya berhenti, mereka malah semakin menjadi-jadi melakukan kemaksiatan. Meski demikian, Nabi Idris tidak putus asa. Beliau terus mengajak kaumnya menyembah Allah Swt. Siang dan malam Nabi Idris selalu mengingatkan mereka, agar berhenti mengerjakan kemaksiatan.
“Wahai kaumku! Takutlah kalian semua kepada Allah. Sembahlah Dia, jangan sampai kalian ditimpa siksa karena kemaksiatan kalian.”
“Hai, Idris! Jangan ikut campur urusan kami. Uruslah dirimu sendiri. Kami tidak takut terhadap ancamanmu.”
Begitulah sanggahan kaum Nabi Idris. Hanya sedikit saja yang mau mendengar dan mengikuti ajakannya. Hingga kemudian, datanglah siksaan Allah Swt. berupa musim kemarau yang sangat panjang. Tanaman kering dan meranggas. Tidak sedikit juga binatang ternak yang mati karena kekurangan air.
Melihat hal itu, Nabi Idris berdoa kepada Allah Swt., “Ya Allah! Curahkanlah rahmat-Mu. Bebaskanlah negeri ini dari kemarau panjang ini.”
Setelah itu, hujan pun akhirnya turun. Kaum Nabi Idris bergembira. Tetapi, mereka tetap tidak mau mengikuti ajakan Nabi Idris. Melihat kaumnya yang tetap tidak mau menerima ajakannya, Nabi Idris kemudian mengumpulkan kaum pengikutnya yang beriman.
“Wahai, pengikutku! Mereka sudah tidak mau menerima ajakanku. Karena itu, aku akan mengajak kalian ke sebuah tempat. Kita akan berdakwah di sana,” kata Nabi Idris.
“Kemanakah engkau akan mengajak kami, wahai Idris?” tanya mereka.
“Ke Mesir.”
Mendengar jawaban Nabi Idris, sebagian pengikutnya ada yang merasa keberatan. Mereka enggan pergi karena harus meninggalkan harta benda mereka.
“Kalian jangan khawatir. Mesir itu negeri yang indah. Kalian tidak akan kekurangan rezeki. Allah akan menjamin hamba-hamba-Nya yang beriman,” kata Nabi Idris. Setelah merasa yakin, akhirnya mereka mau mengikuti Nabi Idris ke Mesir. Sesampainya di sana, betapa takjub mereka melihat keindahan Mesir dengan Sungai Nilnya.
“Subhanallah! Ternyata Mesir lebih hebat dari negeri kita, tanahnya subur,” seru mereka.
Dikisahkan bahwa pada suatu hari Nabi Idris mendengar ada seorang penguasa yang merampas kebun milik seorang keluarga miskin dengan cara yang zalim. Kemudian Allah mengutus Nabi Idris untuk mengingatkan penguasa itu.
“Apa yang membawamu kemari, orang asing?” tanya sang penguasa dengan angkuh.
“Aku adalah Idris. Tuhanku menyuruhku untuk mengingatkanmu yang telah berbuat zalim karena telah merampas kebun keluarga yang miskin itu. Kembalikanlah kebun itu kepada pemiliknya. Kalau tidak, kelak kau akan mati mengenaskan. Mayatmu akan dicabik-cabik anjing,” jawab Nabi Idris.
Penguasa itu marah. Dia kemudian mengusir Nabi Idris dan pengikutnya. Setelah Nabi Idris dan pengikutnya pergi, sang penguasa itu kemudian menyuruh pembunuh bayaran untuk menghabisi Nabi Idris dan pengikutnya. Tetapi, rencana itu diketahui oleh Nabi Idris sehingga beliau pergi bersembunyi di sebuah gua. Selama bersembunyi, Allah Swt. mengutus para malaikatnya untuk mengirimkan makanan kepada Nabi Idris dan pengikutnya sehingga mereka tidak kelaparan.
Tidak berapa lama, daerah penguasa zalim itu pun ditimpa kekeringan. Tanaman yang dulunya subur jadi kering. Banyak binatang ternak yang mati sehingga daerah itu ditimpa kelaparan. Seperti yang pernah dikatakan Nabi Idris, penguasa itu pun akhirnya mati mengenaskan. Mayatnya habis dikoyak-koyak anjing.
Pelajaran penting yang bisa kalian ambil dari kisah Nabi Idris adalah:
Pertama, jangan pernah mengambil hak orang lain dengan cara yang zalim seperti mencuri, korupsi, menipu dan sebagainya. Sebab Allah akan melaknat orang-orang yang berbuat seperti itu.
Kedua, kita tidak boleh putus asa. Seperti yang ditunjukkan oleh Nabi Idris. Sekalipun sering ditolak oleh kaumnya, beliau tetap berusaha. Yang terpenting adalah berusaha. Sedang hasilnya, serahkanlah kepada Allah.
Ketiga, selagi muda mak rajinlah belajar. Pelajarilah ilmu sebanyak-banyaknya karena ilmu itu penting untuk kehidupan kita.
Konon, nama kecil Nabi Idris adalah Khanukh. Karena sejak kecil senang belajar, ia kemudian diberi nama Idris. Sejak kecil, Nabi Idris menghabiskan banyak waktunya untuk membaca lembaran-lembaran mushaf yang ditinggalkan oleh moyangnya, yakni Nabi Adam dan Nabi Syits. Selain itu, ia juga mempelajari ilmu-ilmu lain seperti ilmu menulis (kaligrafi), ilmu perbintangan (astronomi), dan ilmu hitung (matematika).
Oleh karena itu, sejak kecil Nabi Idris sudah dikenal sebagai anak muda yang pandai dan cerdas. Selain itu, ia juga merupakan orang yang taat kepada Allah Swt. Ia percaya sepenuh hati bahwa Allah itu Esa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Nah, sekarang buka dan baca Alquran kalian pada surat Maryam ayat 56.
Setelah Nabi Idris menerima wahyu Allah Swt. melalui malaikat Jibril, beliau kemudian mengajak umatnya untuk mengerjakan salat, puasa, zakat, mandi jinabat dan tidak minum-minuman keras.
“Hai, kaumku! Sembahlah Allah dan tinggalkanlah oleh kalian kebiasaan-kebiasaan buruk. Berhentilah minum-minuman keras karena sesungguhnya itu adalah perbuatan setan,” begitulah seruan Nabi Idris kepada kaumnya.
Namun sayang, ajakan Nabi Idris tidak dipedulikan oleh kaumnya. Bukannya berhenti, mereka malah semakin menjadi-jadi melakukan kemaksiatan. Meski demikian, Nabi Idris tidak putus asa. Beliau terus mengajak kaumnya menyembah Allah Swt. Siang dan malam Nabi Idris selalu mengingatkan mereka, agar berhenti mengerjakan kemaksiatan.
“Wahai kaumku! Takutlah kalian semua kepada Allah. Sembahlah Dia, jangan sampai kalian ditimpa siksa karena kemaksiatan kalian.”
“Hai, Idris! Jangan ikut campur urusan kami. Uruslah dirimu sendiri. Kami tidak takut terhadap ancamanmu.”
Begitulah sanggahan kaum Nabi Idris. Hanya sedikit saja yang mau mendengar dan mengikuti ajakannya. Hingga kemudian, datanglah siksaan Allah Swt. berupa musim kemarau yang sangat panjang. Tanaman kering dan meranggas. Tidak sedikit juga binatang ternak yang mati karena kekurangan air.
Melihat hal itu, Nabi Idris berdoa kepada Allah Swt., “Ya Allah! Curahkanlah rahmat-Mu. Bebaskanlah negeri ini dari kemarau panjang ini.”
Setelah itu, hujan pun akhirnya turun. Kaum Nabi Idris bergembira. Tetapi, mereka tetap tidak mau mengikuti ajakan Nabi Idris. Melihat kaumnya yang tetap tidak mau menerima ajakannya, Nabi Idris kemudian mengumpulkan kaum pengikutnya yang beriman.
![]() |
Ilustrasi |
“Kemanakah engkau akan mengajak kami, wahai Idris?” tanya mereka.
“Ke Mesir.”
Mendengar jawaban Nabi Idris, sebagian pengikutnya ada yang merasa keberatan. Mereka enggan pergi karena harus meninggalkan harta benda mereka.
“Kalian jangan khawatir. Mesir itu negeri yang indah. Kalian tidak akan kekurangan rezeki. Allah akan menjamin hamba-hamba-Nya yang beriman,” kata Nabi Idris. Setelah merasa yakin, akhirnya mereka mau mengikuti Nabi Idris ke Mesir. Sesampainya di sana, betapa takjub mereka melihat keindahan Mesir dengan Sungai Nilnya.
“Subhanallah! Ternyata Mesir lebih hebat dari negeri kita, tanahnya subur,” seru mereka.
Dikisahkan bahwa pada suatu hari Nabi Idris mendengar ada seorang penguasa yang merampas kebun milik seorang keluarga miskin dengan cara yang zalim. Kemudian Allah mengutus Nabi Idris untuk mengingatkan penguasa itu.
“Apa yang membawamu kemari, orang asing?” tanya sang penguasa dengan angkuh.
“Aku adalah Idris. Tuhanku menyuruhku untuk mengingatkanmu yang telah berbuat zalim karena telah merampas kebun keluarga yang miskin itu. Kembalikanlah kebun itu kepada pemiliknya. Kalau tidak, kelak kau akan mati mengenaskan. Mayatmu akan dicabik-cabik anjing,” jawab Nabi Idris.
Penguasa itu marah. Dia kemudian mengusir Nabi Idris dan pengikutnya. Setelah Nabi Idris dan pengikutnya pergi, sang penguasa itu kemudian menyuruh pembunuh bayaran untuk menghabisi Nabi Idris dan pengikutnya. Tetapi, rencana itu diketahui oleh Nabi Idris sehingga beliau pergi bersembunyi di sebuah gua. Selama bersembunyi, Allah Swt. mengutus para malaikatnya untuk mengirimkan makanan kepada Nabi Idris dan pengikutnya sehingga mereka tidak kelaparan.
Tidak berapa lama, daerah penguasa zalim itu pun ditimpa kekeringan. Tanaman yang dulunya subur jadi kering. Banyak binatang ternak yang mati sehingga daerah itu ditimpa kelaparan. Seperti yang pernah dikatakan Nabi Idris, penguasa itu pun akhirnya mati mengenaskan. Mayatnya habis dikoyak-koyak anjing.
Pelajaran penting yang bisa kalian ambil dari kisah Nabi Idris adalah:
Pertama, jangan pernah mengambil hak orang lain dengan cara yang zalim seperti mencuri, korupsi, menipu dan sebagainya. Sebab Allah akan melaknat orang-orang yang berbuat seperti itu.
Kedua, kita tidak boleh putus asa. Seperti yang ditunjukkan oleh Nabi Idris. Sekalipun sering ditolak oleh kaumnya, beliau tetap berusaha. Yang terpenting adalah berusaha. Sedang hasilnya, serahkanlah kepada Allah.
Ketiga, selagi muda mak rajinlah belajar. Pelajarilah ilmu sebanyak-banyaknya karena ilmu itu penting untuk kehidupan kita.
Komentar
Posting Komentar