Langsung ke konten utama

Kisah Nabi Shaleh dan Kaum Tsamud

Pada zaman dulu, ada sebuah daerah di antara Hijaz dan Syam. Daerah itu tanahnya sangat subur. Berbagai macam tanaman tumbuh di situ. Binatang-binatang ternak berkembang biak dengan baik. Rumah-rumah penduduknya juga sangat megah, dengan dihiasi berbagai macam tanaman bunga hias yang sangat indah. Daerah itu dihuni oleh sebuah kaum yang bernama Tsamud.

Kaum Tsamud hidup damai dan bahagia. Namun sayangnya, mereka tidak mengenal Allah. Mereka melupakan ajaran nabi-nabi sebelumnya. Mereka membuat patung-patung dan kemudian menyembahnya.

Allah Swt. kemudian mengutus seorang nabi dari kalangan mereka sendiri. Namanya Nabi Shaleh. Beliau berasal dari keluarga yang terhormat. Sejak muda, Nabi Shaleh terkenal sebagai pemuda yang tangkas, pandai, rendah hati dan ramah. Allah Swt. memilih dan mengangkat Nabi Shaleh untuk mengingatkan kaumnya yang ingkar kepada-Nya.

“Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari tanah dan menjadikannya sebagai pemakmur kehidupanmu. Oleh sebab itu, mintalah ampunan dan bertobatlah kepada-Nya,” seru Nabi Shaleh kepada kaum Tsamud.

Setelah Nabi Shaleh diangkat menjadi utusan Allah, beliau kemudian berusaha mengingatkan kaumnya agar jangan lagi menyembah berhala. Tetapi, sama seperti nabi sebelumnya, Nabi Shaleh juga ditentang oleh kaumnya sendiri.

“Hai, Shaleh! Apa yang kau bicarakan itu. Kami melihatmu sebagai orang yang pandai dan terhormat. Kami ingin menjadikanmu sebagai pemimpin yang mau mengagungkan berhala-berhala kami,” kata mereka.

“Tidak wahai kaumku! Aku adalah utusan Allah. Aku diperintah untuk mengingatkan kalian agar menyembah Allah dan meninggalkan berhala-berhala itu,” jawab Nabi Shaleh.

“Shaleh! Kamu telah melanggar ajaran nenek moyangmu sendiri dan nenek moyang kita semua. Apa kau sudah gila. Mengaku-ngaku sebagai utusan Tuhan.”
 

Mereka tidak percaya kepada Nabi Shaleh. Hanya sedikit di antara kaum Nabi Shaleh yang mau mengikutinya. Mereka berasal dari orang-orang miskin dan orang-orang yang lemah.

“Tidak, apa yang aku bicarakan adalah benar. Aku diutus Allah untuk mengingatkan kalian,” kata Nabi Shaleh.

“Wahai Shaleh! Buktikan kalau kamu memang utusan Tuhan. Tunjukkanlah keajaiban kepada kami.”

“Ya, mana buktimu. Tunjukkan pada kami. Mungkin kami baru bisa percaya dan mau ikut ajaranmu,” tantang mereka.
 

Kemudian, Nabi Shaleh memohon kepada Allah agar Dia menunjukkan tanda-tanda kemukjizatannya sehingga kaumnya bisa percaya. Allah mengabulkan doa Nabi Shaleh. Allah memberikan mukjizat-Nya kepada Nabi Shaleh berupa unta betina yang lahir dari sebongkah batu.

“Wahai kaumku! Allah telah memberiku mukjizat. Dengan izin-Nya, aku bisa mengeluarkan seekor unta betina dari sebuah batu. Tunjukkan, batu mana yang kalian inginkan?” tanya Nabi Shaleh.
Ilustrasi


Mereka kemudian menunjukkan batu yang ada di sebuah tempat. Kemudian Nabi Shaleh menunjuk batu itu. Tak lama kemudian, dengan izin Allah, batu itu pecah dan keluarlah seekor unta betina dari dalamnya. Semula, kaumnya sangat takjub melihat kemampuan Nabi Shaleh.

“Itulah mukjizat Allah yang diberikan kepadaku. Kalian semua harus menjaga unta betina itu. Biarkan dia makan dan minum dengan bebas. Jangan ada yang mengganggunya, apalagi membunuhnya. Siapa yang membunuh unta betina itu, maka Allah akan menurunkan azab-Nya kepada kalian. Sekarang, ikutlah kalian denganku untuk menyembah Allah,” kata Nabi Shaleh.

Meskipun awalnya Kaum Tsamud takjub melihat mukjizat Nabi Shaleh, namun mereka tetap tidak mau mengikutinya. Mereka malah menganggap Nabi Shaleh sebagai orang yang sinting dan menderita sakit jiwa. Mereka menjauhi Nabi Shaleh karena tidak senang dengan ajaran yang dibawanya. Bahkan, mereka melanggar larangan Nabi Shaleh.

“Sebaiknya, kita bunuh saja unta betina itu,” kata mereka.
 

Ilustrasi
“Ya, biar Shaleh berhenti mengaku-aku sebagai utusan Tuhan.”

Mereka akhirnya membunuh unta betina itu. Kemudian mereka mendatangi Nabi Shaleh.

“Wahai Shaleh. Kami telah membunuh unta betina itu. Sekarang mana siksa yang kamu katakan itu,” tantang Kaum Tsamud.

“Wahai kaumku! Kalian telah melanggar. Allah akan menangguhkan siksa-Nya selama tiga hari ke depan. Selama tiga hari ini, kalian masih punya kesempatan untuk memohon ampun dan bertobat kepada Allah,” jawab Nabi Shaleh.

“Kenapa kami harus menunggu tiga hari. Turunkan azab Tuhanmu itu sekarang juga wahai, Shaleh. Atau jangan-jangan kau memang seorang pembohong….hahaha.”
 

Nabi Shaleh akhirnya menyerahkan semuanya kepada Allah Swt. Dia kemudian memberi tahu Nabi Shaleh bahwa siksa-Nya akan segera turun.

“Wahai kaumku! Siksa Allah akan turun menimpa kalian. Kalian akan melihat tanda-tandanya dalam tiga hari ke depan. Hari pertama, wajah kalian akan berwarna kuning. Hari kedua akan berubah menjadi merah. Hari ketiga wajah kalian akan berubah menjadi hitam. Dan pada hari keempat siksa itu akan datang.”

Mendengar ucapan Nabi Shaleh, Kaum Tsamud semakin menertawakan beliau. “Dasar pembohong,” kata mereka. Sebelum siksa itu turun, Allah memerintahkan Nabi Shaleh dan kaumnya untuk pergi ke Ramlah, Palestina. Dan pada hari yang telah ditentukan, Allah menurunkan azab-Nya berupa gempa bumi yang sangat hebat serta halilintar yang dahsyat. Dalam sekejap saja, Kaum Tsamud binasa dan daerah mereka yang subur hancur berantakan.

Dari kisah ini, kita dapat mengambil beberapa pelajaran penting, di antaranya:

  • Jangan pernah melanggar larangan Allah karena akibatnya pasti celaka.
  • Banyak-banyaklah memohon ampun kepada Allah sebelum terlambat.
  • Jangan sombong bila kita memiliki harta dan kepandaian. Tetaplah bersikap rendah hati sebagaimana Nabi Shaleh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Sunan Ampel dan Santri bernama Sholeh

Sunan Ampel adalah putra Maulana Malik Ibrahim. Nama aslinya adalah Raden Rahmat. Ia lahir di Kamboja pada tahun 1401 Masehi. Raden Rahmat disebut Sunan Ampel karena dulu dia mengajarkan Islam di daerah Ampel Denta, Surabaya. Ampel Denta sekarang telah berganti nama menjadi Wonokromo. Dulu, daerah Ampel Denta itu adalah rawa-rawa. Di sanalah dulu Sunan Ampel mendirikan pesantren untuk mengajarkan agama Islam kepada warga. Sunan Ampel juga melarang santri dan warga agar tidak melakukan Mo-Limo (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Artinya, tidak berjudi, tidak minum-minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkoba, dan tidak berzina). Sebagai seorang waliyullah (kekasih Allah), Sunan Ampel mempunyai keistimewaan. Salah satunya adalah ucapan beliau yang dapat menjadi kenyataan dengan izin Allah. Konon,  Sunan Ampel mempunyai seorang murid. Namanya Mbah Sholeh. Mbah Sholeh adalah tukang sapu Masjid Ampel. Mbah Sholeh begitu pandai membersihkan lantai masjid. Nam

Jejak Sejarah Islam di Mesir

THE CITADEL OF SALADIN (Benteng Saladin) - Benteng ini dibangun oleh panglima perang muslim terkemuka bernama Salahudin Al-Ayubi dari Dinasti Ayubiyah pada 1170 M. Benteng ini dibangun di atas Bukit Muqamat yang terletak di antara Kota Kairo dan Fustat, Mesir. Setiap pengunjung yang datang ke Benteng Saladin dapat menikmati keindahan pemandangan seluruh penjuru Kota Kairo dari atas benteng tersebut. Bahkan, Piramida dan Giza peninggalan raja-raja Mesir pun bisa dilihat dari The Citadel of Saladin ini. Foto Benteng Saladin BENTENG QAITBAY - Benteng ini sangat masyhur dengan kisah budak yang menjadi raja. Budak itu bernama Al Ashraf An Nashr Syaifudin Qaitby yang kemudian namanya dijadikan nama bagi benteng megah ini. Benteng ini dibangun pada tahun 1423 M. Benteng ini berfungsi untuk menahan serangan musuh yang datang dari luar Mesir. Foto Benteng Qaitbay TERUSAN SUEZ - Terusan ini terletak di sebelah barat Semenanjung Sinai. Terusan Suez yang dibuka pada 1870 ini me

Apa sih Hadas dan Najis Itu?

Ilustrasi Tahukah kalian apa itu hadas? Hadas adalah suatu keadaan tidak suci yang tidak dapat dilihat, tetapi wajib disucikan untuk sahnya ibadah, terutama salat, baik itu wajib maupun sunah. Maka dari itu, jika kamu hendak salat, maka jangan lupa untuk bersuci dulu. Sebab, jika kamu berhadas, maka salat mu tidak sah. Ingat-ingat ya, sebelum salat sucikanlah dirimu dari hadas. Hadas itu terdiri dari dua jenis, yaitu hadas kecil dan hadas besar. Apa sih hadas kecil dan hadas besar itu? Yuk, baca pengertiannya di bawah ini. Hadas Kecil Hadas kecil adalah keadaan tidak suci yang disebabkan karena mengeluarkan sesuatu dari dubur dan kubul, seperti; Buang angin Buang air besar Buang air kecil Mengeluarkan madzi Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan, Tersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Ketika kamu berhadas kecil, ada beberapa hal yang tidak boleh kamu lakukan, yaitu: Menunaikan salat Tawaf di Kakbah Menyentuh Alquran Bagaimana cara kamu me

Kisah Sunan Giri dan Begawan Minto Semeru

Sunan Giri merupakan putra Maulana Ishak. Dia juga keponakan Maulana Malik Ibrahim. Nama kecil Sunan Giri adalah Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin. Sunan Giri lahir di Blambangan (Banyuwangi) pada tahun 1442 Masehi. Sejak kecil Sunan Giri belajar kepada Sunan Ampel. Setelah menimba banyak ilmu, Sunan Giri ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Giri kemudian mendirikan pesantren di sebuah daerah perbukitan yang ada di desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit itu disebut ‘Giri’. Itulah sebabnya Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin dijuluki Sunan Giri. Sunan Giri tidak hanya pandai. Tapi beliau juga memiliki karomah (kekuatan) yang diberikan langsung oleh Allah kepadanya. Konon, setelah mendirikan pesantren, nama Sunan Giri semakin terkenal. Nama Sunan Giri juga didengar oleh Begawan Minto Semeru yang mempunyai Padepokan. Di padepokan itulah Begawan Minto Semeru melatih murid-muridnya dengan ilmu kesaktian. “Aku tidak mau ada menyaingiku. Aku akan pergi m

Kisah Nabi Ayyub As

Nabi Ayyub adalah seorang nabi yang sangat sabar. Di samping itu, beliau juga termasuk seorang nabi yang sangat kaya, binatang ternaknya berlimpah dan anak-anaknya banyak. Meski begitu, Nabi Ayyub tetap rendah hati. Harta kekayaannya tidak menjadikan Nabi Ayyub sombong dan lupa diri untuk taat beribadah kepada Allah Swt. “Ayyub itu benar-benar manusia yang hebat,” kata orang-orang yang mengetahui Nabi Ayyub. “Kamu benar. Dia sangat kaya. Tapi tidak sombong. Ibadahnya juga rajin dan suka membantu orang lain yang kesulitan,” kata yang lain. “Dia juga sangat sabar dan pandai bersyukur.” Kebaikan dan kesalehan Nabi Ayyub menjadi buah bibir orang-orang di sekitar beliau. Mereka memuji Nabi Ayyub sebagai orang yang saleh. Mendengar itu, iblis merasa terganggu dan berniat menggoda Nabi Ayyub. “Ini tidak bisa dibiarkan. Orang-orang banyak yang memuji Ayyub. Kita sebaiknya goda Ayyub agar dia menjauh dari Allah,” kata para iblis. Kemudian iblis mulai melancarkan rencananya. Pertama-ta